Pages

Senin, 28 Januari 2013

Dilema

Waktunya Jalan Malam :Pertama-tama ijinkan aku berkenalan dengan para pembaca sekalian, namaku Rio umur 16 th,anak tunggal dan masih sekolah SMK otomotif kelas 2 di Yogyakarta. Aku pendiam dan tak pandai dalam hal pergaulan, tapi untung aja aku punya teman dekat sekelas bernama Dicky yang aku kenal sejak kelas 1.
aku berasal dari keluarga yang sederhana (tidak kaya, tidak miskin). ayahku bekerja sebagai supir container di sebuah CV yg memang dalam 2-3 tahun terakhir ini mendapat kontrak di sebuah pelabuhan besar di Surabaya…. jarang pulang Cuma sehari atau 2 hari sebulan.
Sedangkan ibuku sendiri Sinta (39 th) hanya ibu rumah tangga orangnya jga gak terlalu banyak bicara tetapi kalau diajak ngobrol sih asik juga soalnya mungkin karena udah dewasa dan bersifat ke-Ibuannya dalam segala hal. Terkadang juga sering cuek mungkin sifatnya ini yang menurun kepadaku. Aku memanggilnya “mama” sejak kecil
di rumahku mama memiliki usaha toko sembako yg tidak terlalu besar tapi juga memiliki usaha lain sebagai penjual baju wanita yg memang hanya dijual kesekitar lingkunganku aja.. mungkun karena itulah dia selalu berdandan rapi dan menarik seperti ABG yg berumur 20’an, celana jeans ketat dan kaos tanpa lengan, wajah manis, putih, rambut bergelombang sepundak, perawakan langsing, payudaranya juga biasa2 aja.
kembali pada cerita,
hamper setiap hari aku dijemput dan diantar pulang oleh temanku (dicky) saat berangkat sekolah.. kadang juga aku naik bis kalau tak dijemput dicky ..hal itu terjadi sejak akhir semester saat kelas 1 dikarenakan aku tak diperbolehkan mama membawa motor sendiri karna aku pernah tabrakan saat kelas 1 dan juga karena motorku yang serig kuprotol- protoli .. hehehe maklumlah anak SMK Otomotif emng semua seperti itu… awalnya mama marah dengan tindakanku itu tapi lama – lama juga dia pun memaklumi sifat ku… 
nasihat dan nasihat selalu saja seperti itu kepada aku dan dicky kalau udah pulang sekolah…….
tapi aku dan dicky kadang hanya menanggapinya dengan canda tawa…. mungkin itu juga yang membuat mama kadang membiarkan aja kenakalan kami..
tak jarangpun aku dan dicky sering gak berangkat sekolah, membolos dan hanya nonoton TV dirumahku
“namanya juga anak muda haha” dalihku setiap dinasehati ….dicky pun membelaku saat dinasehati
Bulan desember 2010 …… dicky sering bolos waktu jam2 akhir pelajaran, tak tau kenapa.. aku pun hanya naik bis saat pulang sekolah.. dan waktu sampai rumah selalu saja motornya udah ada didepan rumah
“sialan kamu Dick” kataku pada saat msuk rumah dan duduk di sofa sebelahnya
“lah gimana toh?” katanya Dicky sambil ketawa2 
“tadi aku dimarahin Pak Andre (guru matematika) karna dikira ngajarin kamu bolos” kataku
“masa?” katanya.. terdiam sejenak lalu melanjutkan pembicaraan “ aku emg gak suka tu sama [elajaran pak Andre… orangnya cerewet kya cewe yg lagi mens”katanya
mama pun dating dari arah dapur menuju ruang tamu tempat kami ngobrol dan ikut nimbung juga
“Dicky klo bolos terus nanti gak naik kelas lo nanti” kata mama
“abis bosen tant… udah gurunya cerewet, dikelas gk ada cewenya….. huuufff boring sangat, tant” ktanya
“tar kmu nyesel sendiri lo, dick” kata mama sambil berjalan ke arah took dan membuka gorden yg membatasi toko dengan ruang tamu, lalu lalu duduk di kursi belakang etalase
Keesokan harinya dicky pun bolos lagi pada jam terakhir padahal hari itu hari jumat… aku gk terlalu peduli juga sih sebenarnya… males juga mikirin di Dicky….
jam 12.30 aku turun dari bis lalu berjalan kearah rumah… “kok sepi banget ya sepanjang jalan”kataku dalam hati
“akh… mungkin belum pada pulang jumant-an”
aku berjalan perlahan sambil memikirkan hal itu samapai depan rumah.. aku melihat motornya Dicky ada di depan rumah saat itu… aku gak begitu peduli juga saati itu. saat mau masuk kerumah aku berhenti sejenak sambil melihat kea rah toko 
“ kok, gk ada yang jaga sih… klo kemalingan gimana”kataku dalam hati sambil berjalan kearah toko
aku duduk sejenak didepan lalu mengambil sebuah Koran di atas etalase lalu membuka halaman per halaman mencari berita olahraga…. 
kira2 5 menit aku mebaca Koran aku mendengar seperti suara cekikikan (ketawa) dari arah ruang tamu.. aku masih belum peduli saat itu, mungkin karna konsentrasiku masih pada Koran itu…
tak lama kemudian akupun berdiri sambil melepaskan tas punggungku lalu menaruhnya ke atas etalase…. saat itu aku mendengar lagi suara wanita ketawa kecil, aku yakin itu suara mama karena aku hafal betul suaranya…..
perhatianku pun beralih dari Koran ke suara itu sebentar.. aku pun hanya berdiri diam sambil menunggu suara itu lagi
tiba2…. “akhh” “eemmmmmhhhh” itu yang kudengar 
jantungku berdebar – debar kencang saat itu juga. Mulai muncul rasa curiga, was – was dan lain2nya becampur aduk 
aku pun berjalan ke arah tmbok toko yang bersampingan degan ruang tamu tempat suara itu berasal…. 
jantungku berdebr semakin kencang, hingga aku bisa merasakn darahku mengalir ke kepala begitu cepat dan derasss sekali
“ooohhhhhh” suara mama ….. aku agak kaget saai itu tapi tetap mencoba tenang lalu perlahan berjalan kea rah tembok….
tanganku meraih kain gorden pembatas ruang tamu dan toko sambil kubuka perlahan lalu ku intip kearan ruang tamu
aku hanya bisa terdiam dan melongo melihat apa yg baru kusaksikan
mama saat itu duduk di sofa tunggal hanya mengenakan kaos berwarna ungu sedangkan bagian bawahnya telanjang tanpa penutup apapun..kakinya sedang mekangkang dan kulihat si Dicky sedang jongkok didepan selangkangannya dengan masih menggunakan seragam sekolah lengkap…. Tangan Dicky saat itu tepat berada di tengan selangakangan milik mama,
tangan itu pun digerakan maju mundur perlahan sesekali terlihat menggosok – gosok selangkangan mama
aku hanya bis melihat dari samping terlihat agak samar2 vagina mama penuh, lebat dengan bulu
wajah mama terlihat pucat lemas matanya pun hanya terbuka setengah sesekali menutup sambil dari mulutnya mengeluarkan suara “emmmhhh” lalu tersenyum manis menatap dicky
aku bingung harus ngapain saat itu.. rasa kecewa, emosi juga menabah kebingunganku… ingin rasanya aku masuk kesana lalu memberi pukulan ke wajah mesum dicky
kebingungan seolah mumbuatku menjadi tak punya pilihan antara masuk dan menghajar Dicky atau hanya diam dan menyetujui apa yang mereka lakukan… aku berada tepat ditengah Dilema antara ikhlas dan benci pada mereka
ditengah2 pikiranku yang mulai kacau balau penuh kebimbangan aku melihat wajah mama yang manis dan seolah tak berdosa, membuatku diam kaku sesekali lenganku gemetaran, hingga tanpa sadar waktu berjalan begitu saja 
“SIAL, SIAL, SIALLLLLLLLLLLLLLLLl” “BRENGSEKKKKKKKKKKKKKKKKKK” “ANJINKKKKKKKKKK”kataku dalam hati
tapi waktu tetap saja tidak bisa berhenti
Pada akhirnya……..
“akhhhh…. ahhh ahhh ahhhh” …….. “emmmmmmmamhh” mama memejamkan matanya lalu kedua pahanya merapat, menjepit tangan Dicky dan badanya bergerak kaku maju mundur lalu lemas sambil tangan kanannya menutupi mulutnya yang terbuka..
“itukah yang dinamakan wanita sedang orgasme” kataku dalam hati, sambil melihat mama penuh kagum dan tanda tanya besar…….. 
Dicky hanya ketawa kecil sambil melihat wajah mama, mama hanya mebalas dengan senyum manis seperti seoanga anak kecil yg masih malu – malu. Dengan sedikit tenaga yg tersisa mama berdiri, sedang Dicky masih jongkok aja di hadapan mama…. wajah dicky tepap berada di depan vagina mama, dicky tanpa malu memeluk dan mencium vagina mama sebentar 
“wah, kalo ini berlanjut bisa bahaya nih”kataku dalam hati
akupun berjalan perlahan keluar dari toko lalu menuju pintu luar depan ruang tamu….. dengan santai (mungkin tepatnya pura2 santai tapi masih emosi) aku mengetuk….
terdengar suara bisik2 gak jelas, lalu terbukalah pintu depan….. kulihat mama udah gak ada diruang tamu, sepertinya mama udah kabur lari ke belakang
kulihat wajah dicky agak memerah saat itu, aku tidak berkata apa2 haya masuk tanpa peduli pada Dicky lalu berjalan begitu aja kearah kamarku di tingkat 1tepat diatas kamar mama.. setelah menggati pakaian aku turun kembali ke ruang tamu, ehh.. ternyata si Dicky udah pulang.. SIALLL padahal aku baru aja mau menanyai dia.
mama datang dari arah kamarnya dengan wajah tanpa rasa berdosa dan seolah tak terjadi apa2 lalu bertanya
“udah makan?”
“PERTANYAAN BODOH!!!!!” kataku dalam hati
Semalaman itu aku tak bisa tidur karna mengingat kejadian diruang tamu tadi siang…. aku mencoba menenangkan diri dulu malam itu. 
mungkin saja mereka melakukan itu tanpa sengaja
mungkin juga mama yang memulai duluan, karena papa udah lama gak “ngasih” dia, hanya itu yang berputar dalam otaku malam itu
setelah tenang akupun tidur
keesokan harinya aku berangkat lebih awal sebelum dicky dtang kerumah…. Saat istirahat dicky menghampiri aku lalu mengajak aku ngobrol. aku pun menggapi seolah tak terjadi apa2 meskipun dalam hati masih ada ras benci
siang itupun aku diantar pulang oleh dicky.. aku mulai merasa lunak kepadannya mingkin karena merasa hutang budi karena hampir setiap hari dia antar – jemput aku kesekolah dan juga karena merasa dia satu2nya seorang sahabat karibku
sesampai rumah aku, dicky dan mama pun ngobrol2 seperti biasa meskipun kadang kadang aku melihat mereka sering saling senyum..... tak apalah mungkin aja mereka “melakukan” kemarin karena khilaf aja
Hari seninnya kemudian aku dijemput Dicky berangkat sekolah, tapi anehnya saat istirahat kok aku udah tak melihat tampangnya si Dicky saat itu. . aku mulai curiga kalau dia bolos pelajaran agar biasa duluan kerumah untuk “ngerjain” mama lagi. Sepanjang pelajaran aku udah mulai gak konsen lagi, pikiran2 yg tidak2 mulai penuh dikepalaku semakin kupikirkan semakin aku mulai mersa resah...
Karna udah gelisah akhirnya aku meminta ijin untuk pulang duluan pada guru... meskipun awalnya gak diijinkan tpi karena gelisah terus menerus akhirnya kau pun pura2 sakit....
setelah turun dari bis dengan berjalan cepat kerumah dalam pikiranku sudah gelisah terus...
dan, Yah ternyata benar saat sudah memasuki tikungn dekat rumah aku meliahat ada sepeda motor milik dicky udah terparkir disana... aku pun melihat pintu toko setengah tertutup.. itu sih tandanya mama sedang sibuk dibelakang.... dari situ Aku sudah bisa menerka apa yang mungkin terjadi didalam rumah
Karena sepertinya kalau aku mengintip mereka dari toko seperti kemarin mungkin aku agak kesulitan karena pintu kios harus kubuka penuh dulu agar bisa masuk.... 
akhirnya kuputuskan masuk lewat belakang rumah, lagian kalo lewat pintu belakang mungkin aku bisa melihat kegiatan mereka dengan lebih jelas.... Cepat – cepat aku berjalan ke belakang rumah, aku beruntung saat itu karena pagar belakan rumah tidak dikunci... perlahan2 aku masuk melewati tempat jemuran sambil mataku lirik kiri dan kanan memastikan tak ada yang mengetahui, karena jika kethuan mungkin aku gak bisa menonton adegan mama dan Dicky
Sampai di pintu dapur yg terbuka aku mulai mengintip, tapi anehnya saat itu ruang tamu yang kelihatan jelas dari situ sepi tak ada orang
“wah, kemana nih mereka berdua”kataku dalam hati..... Aku mencoba untuk menenangkan diri dan mengambil nafas dahulu sambil memastikan tak ada yang melihat aku disini..... Menunggu, menunggu lama aku mulai putus asa juga saat itu..... Tapi samar2 aku mendengar suara seperti orang ngobrol dari arah kamar milik mama
“Oh iya..... Dikamar mama!!!!!... aduh bodohnya aku!!!”k ataku dalam hati
kulepas sepatu agar tak terdengar suara... lalu berjalan ke arah kamar mama. Sial pintunya tertutup .....
lalu aku coba mengintip dari lobang kunci pintu.. ternyata tak terlihat sama sekali.... aku pun cepat2 mengambil kursi plastik didapur lalu mencoba ngintip dari lobang ventilasi atas pinti kamar..... dengan dada yang berdebar debar aku naik perlahan 
oh gila.... pemandangan pertama yang kulihat.. mama sedang telanjang bulat tidur terlentang dan si Dicky disampingnya hanya mengenakan kemeja putihnya tanpa celana sedang memeluk pinggang mama
aku baru sadar payudaranya mama lumayan besar,sungguh berbeda saat dia menggunakan kaos, sedangkan vaginanya tak kelihatan sama sekali Cuma bulu2 tebalnya aja
ini pertama kalinya aku melihat mami telanjang bulat dalam hidupku ,bersama seorang lelaki lagi.. jantungku berdebar kencang sekali takut ketahuan..... tapi untung tempat tidur berlawanan arah dengan pintu pakam jadi kemungkinan ketahuan lebih sedikit
yang terlihat mereka bukan sedang bercinta tapi hanya peluk2an dan cium2an aja... aku nunggu agak lama tapi hanya itu aja yang mereka lakukan.... “wah aku telat nih”dalam hati. aku gak sempat melihat mereka berhubungan bdan
tapi saat itu penisku sempat menegang keras, aku juga gak tau kenapa... setelah kira2 10 menitan kulihat Dicky bangun lalu mengenakan celananya... Sial ternyata mereka sepertinya sudah mau udahan
Aku pun cepat2 turun lalu mangangkat kursi plastik menuju dapur sambil mencari tempat bersembunyi lagi. tak lama kemudian mereka keluar dari kamar dengan pakaian lengkap lalu berjalan menuju ruang tamu... 
Diruang tamu terlihat mereka bercanda lepas seperti sepasang kekasih.. mama saat itu duduk di pangkuannya Dicky
berkali kali aku melihat tangan Dicky meraba2 tubuh mama. mama Cuma ketawa2 aja
ehh tapi tunggu... tak lama kemudian aku melihat mama berdiri lalu melorotkan celana ketat pendek dari kolor miliknya tanpa membuka kaos...
tangan dicky pun langsung hinggap divaginanya langsung digosok gosok 
“akhh.......” kulihat mata mama terpejam agak lama..
mungkin karena udah nafsu tangan mamapun menarik resliting celana abu2 milik Dicky menarik penisnya keluar lalu tiba2 langsung menduduki Dicky 
“Achhhhh..... Masukk!!!!!” samar2 kudengar
“Enak,tant?”
“He’em enakkkk uhhhh!!!”uhhhh”uhhhhh”
dari belakang mereka kulihat jelas penis Dicky masuk secara mutlak kedalam vagina mama... Dicky menggerakan pantat mama naik turun berkali kali meskipun terlihat agak berat... Sedangakan mama hanya diam pasif meskipun berada diatas Dicky
“ahhhh.... emmhhhhh” ahhhhh!!!!! lagi, lagi, lagi“ kata mama
penisku pun ikut berdiri saat mendengar mama yang sedang menikmati persetubuhan itu
kira2 20menit kemudian mama pun mencapai orgasmenya saat diatas Dicky. ku ketahui setelah kulihat tubuhnya mengejang 
dam mulutnya terbuka tapi tak bersuara sambil memeluk dicky dengan begitu kencangnya...
“belum keluar ya punyamu ?” kata mama
“isapin yah, biar cepet keluar?”sambung dicky
mama menggeleng gelengkan kepalanya tanda menolak lalu berkata “jijik!!! tante belum pernah”
“makanya dicoba donk,tant” kata dicky sambil sdikit mndorong mama agar jongkok di depannya.... tiba2 aja kepala mama pun ditarik Dicky dengan cepat kearah penisnya dan langsung masuk.. awalnya seperti dipaksa tapi lama lama mama nurut aja dan ngisep penisnya dicky.. aku baru tau ternyata Dicky benar2 hebat dlm urusan wanita, mama aja dibuatnya nurut seperti itu
10 menit kemudian dicky pun melepas spermanya ke mulut mama,,, mama pun langsung muntah saat itu ....
dicky hanya ketawa saat itu..... mama pun berjalan kearah dapur sepertinya mau mencari kain lap untuk muntahannya .
karena tak ingin ketahuan aku pun segera pergi dari dapur lalu bersembunyi di luar pagar belakang rumah......
sejak saat itu Dicky sering Bolos sekolah dan kerumahku dengan alassan yang aneh2... sedangkan aku masih aja stuck dengan DILEMA antara Iya dan tidak untuk membiarkan mereka
andai saja aku bisa tegas mungkin mereka bisa kucegah.....mamaku dan sahabatku!!!! sungguh tragis
aku sakit hati jika mengingat mereka melakukan itu. Keluargaku sudah hancur 
apa jadinya jika papaku tau apa yang mereka lakukan dibelakang papa
waktu berjalan seminggu..... hampir setiap hari Dicky membolos dan setiap aku pulang aku selalu menyempatkan diri mengintip mereka.. ternyata aku baru tahu alasan bahwa mama memang sengaja mengenakan celana kolor prndek dirumah 1 bulan terakhir ini karena diminta oleh Dicky.
setiap ku intip diruang tamu pasti mama hanya mengenakan kaos tapi tanpa bawahan. tak tau mengapa itulah yang sering kulihat selama seminggu terakhir saat ngintip mereka
Pernah suatu kali aku pulang sekolah aku melihat motor Dicky udah terparkir di depan rumah
“si Setan ini pasti lagi gituin mama nih”dlam hati.. iseng2 aku coba ngintip ruang tamu lewat toko.. tapi ternyata Cuma ada dicky seorang disitu sedang menonton TV. Mungkin mereka sedang tak “maen” hari ini pikirku
.... “Clackkk” aku membuka pintu lalu duduk disamping Dicky. kami tak banyak cerita saat itu.... tapi tiba2 dari arah dapur mama datang hanya mengenakan kaos tanpa lengan tapi bawahnya tak tertutup sama sekali... kami begitu kaget apalagi mama, “wow bulunya”kataku dalam hati sambil memandang terus ke arah vaginanya.. mama pun hanya diam lalu seolah bingung mau kemana .....mama lalu berjaln ke arah kamarya
Tapi Enth kenapa mungkin karena shock ato kaget apalah mama berjalan biasa tanpa menutupi vaginanya yang sedang terekspos saat itu(mungkin karena udah sering kali ya hehehe)
waktu berjalan hampir sebulan aku sampai bosan ngintip terus....sementara hubungan persahabatnaku dengan Dicky makin renggang meskipun dia masih sering menjemput aku saat berangkat sekolah tapi tetap aja kerenggangan itu tetap ada
begitu juga dengan mama, kadang aku pulang sekolah mama gk pernah menyiapkan makan siang, jadi biasanya pulang sekolah aku jajan dahulu setelah sampai rumah langsung masuk kamar dan tidur hingga sore sehingga komunikasi seolah hilang dalam sebulan terakhir itu
kadang saat pulang sekolah aku ingin ngobrol dengan mereka berdua tapi tetap aja ada rasa malas... yahh meskipun mereka tak tertangkap basah lagi “berbuat” tetap aja aroma2 sehabis mereka mesum di rumahku masih tercium... itu membuatku malas ngumpul2 lagi meski tiap hari ketemu
hingga pada awal januari 2011.....
saat itu aku berangkat sekolah dengan bus setelah sampai sekolah aku bertemu Dicky di kelas, entah kenapa hari itu tiba2 dia menghampiri aku yang sedang berjalan keluar kelas.. kami pin berjalan bersama untuk nongkrong sebentar di depan sekolah karena itulah kegiatan yang sehari-hari kami lakukan saat bel tanda masuk kelas dibunyikan.....
terlihat dia agak canggung saat mengajaku ngobrol
“eh sob..... aku pengen ngomong sesuatu nih”
“apaan?”kataku sambil melihat tingkah anehnya saat itu
“kamu pengen ngetot gak?”
“hah? serius!!!?” kataku agak curiga saat itu
“serius ni, mau ga?”
“mau banget!!!! sama siapa?” tanyaku agak curiga bercampur serius 
“sama tante Sinta,mamamu”katannya sambil cengengesan
“woo, dasar setan....!!!! kamu mau aku hajar?”kataku pura2 marah . Meskipun sebenarnya aku gak terlalu menaggapi ocehan dia.. Yang kupikirkan saat itu adalah apa yang sebenarnya dia ingin katakan & apa yang sebenarnya ingin direncanakan oleh dia..... 
iseng2 aku bertanya 
“emang kamu pernah gituan sama mamaku?” 
“hahaha ya jelas belum lah” 
“aku Cuma bercanda kok,sob .. Jadi jangan masukun dalam hati ya?” katanya lagi
“tapi kalo kamu emang pengen ngrasain enaknya gituan sama tnte Sinta mungkin aku bisa rayuin, supaya dia mau”
katanya dengan suara agak ragu2 tapi hati2
“ahh aku gak percaya”sambungku
“heh, beneran tante Sinta pasti mau”kata dia
“ohh gitu ya!!!! aku tahu sekarang, ternyata kamu selama ini sering godain mamaku!!!”
“eh eh, bukan gitu sob, aku tuh Cuma nebak2 aja apa pikiran tante Sinta.. Soalnya aku hafal tipe wanita yang butuh kasih sayang itu seperti apa” dalihnya sambil sedikit ketawa agr suasana tak bertambah panas
aku terdiam sebentar
“Gimana masih mau gak? yang tanggung resikonya aku” katanya dengan ngotot
“gak deh.. masa aku gituin mamaku sendiri, dosa tau ga? kataku agak malu setengah mati
“dosa pikirin belakangan!!!... kamu belum jg pernah gituan kan?blom pernah ngerasain enaknya jg kan?” katanya agak sedikit memaksa
“tar aja, aku pikir2 dulu” kataku saat itu sambil meninggalkan dia di depan sekolah
setelah pelajaran dimulai aku sudah mulai tidak konsen lagi.. pikiranku selalu mengingat apa yang dikatakan Dicky tadi
ahhh sialll!!!!! kenapa aku jadi mikirin hal kaya gini sih. aku gak mau merusak keluargaku ,jadi tawaran itu harus kutolak 
tapi... saat istiraht dicky kembali menemuiku dan kembali membahas hal itu dan terus menerus meyakinkan aku bawa tak akan terjadi apa2. aku memang sempat tergoda tawarannya itu tapi kemudian langsung kutolak lagi....
“ini pasti strategi dia agar aku bisa mengijinkan agar dia dengan bebas bisa meniduri mama semau dia”
kataku dalam hati
pelajaran pun mulai lagi... dan kembali aku mulai bimbang dan dilanda Dilema antara Iya dan tidak dengan tawaran Dicky. Saat itu juga pun aku langsung teringat pada tubuh telanjang mama saat kuintip dia bersama Dicky... aku membayangkan bagaimana bentuk vagina mama yang memang selama ini hanya bisa kulihat samar2, lalu bagaimana dengan payudaranya yang bulat dan puting berwarna coklat itu sedang terlentang diatas ranjang... penisku berdiri keras sekali saat itu tak bisa dipungkiri aku juga memang ingi merasakannyaa juga...... tapi apakah sepadan dengan jika akhirnya Dicky juga akan meniduri dia bahkan mungkin didepanku....
bayangan akan tubuh bugil mama seakan membutaku tak bisa konsentrasi lagi... setiap saat selalu muncul saja seperti itu membuat aku semakin bimbang hingga tanpa terasa bel akhir pelajaran pun dibunyikan
saat diparkiran Dicky pu langsung menghaampiriku dan bertanya lagi
“gimana, jadi ga?”
aku hanya diam sambil berpikir
dicky pun langsung menyambar
“udah gak usah dipikir... nanti aku yang rayu tante Sinta, tapi kamu yang gituin dia, gimana?” katanya sambil menyerahkan helm dan bergegas naik motor 
entah kenapa aku hanya nurut aja saat itu.. kami pun bergegas pulang kerumahku dengan hati yang was was terutama aku
waktu bersa begitu lambat meski Diky memacu kendaraanya hingga 80KM/jam..... aku terus menerus gelisah dan juga sedikit ngaceng karena membayangkan tubuh bugil mama
Akhirnya kami tiba dirumah
kamipun langsung turun dan berjalan menuju ruang tamu.... saat berjalan aku melihat mama sedang duduk di toko kelihatan sedikit sibuk dengan pembeli...... kamipun langsung duduk disofa ruang tamu
jantungku udah berdetak kencang sekali saat itu karena aku tak menduga sama sekali akan menjadi seperti ini
dicky pun berdiri saat itu lalu mengajaku becara “gimana?siap belom? hehehe” katanya sambil ketawa mencairkan suasana yang tegang itu sambil berjalan ke arah pintu toko yang hanya tertutup oleh gorden itu lalu membukanya
dengan nada biscara penuh canda Dicky memanggil mama 
“Tant, sini donk’
“bentar, baru ngtung duit nih”jawab mama
“ayok donk sini” kata Dicky sambil menghampiri mama yang kulihat sedang menghitung uang di meja etalase.... Dicky menarik tangan mama dengan lembut lalu menariknya ke ruang tmu. mama pun anehnya nurut gitu aja saat digandeng ke dalam.. setelah sampai diruang tamu dicky berkata kepadaku
“aku yang pemanasan, kamu yang gituin yah?” katanya sambil memainkan mata kepadaku. Dicky memberi kode Jempol saat itu sambil tersenyum penuh maksud
sedangkan mama hanya diam dan trluhat gugup dan bingung tapi hanya nurut aja saat mengetahui Dicky berkata demikian.... 
Dicky menggandeng mama menuju kamarnya... sebelum menutup pintu Dicky tersenyum dan berkata “tunggu bentar ya”
aku menunggu diruang tamu dengan jantung berdebar2 dan bimbang harus bagaimana setelah menunggu 5 menit belum juga Dicky keluar dari kamar. akupun memilih untuk mengganti pakaian dahulu
“kok Dicky lama ... apa mungkin dia ngicipin vagina mama dulu lal baru aku yang diberi sisa2nya?”tanyaku dalam hati dengan bimbang
aku kembali ke ruang tamu tapi saat itu kulihat pintu kamar mama udah terbuka...
dicky pun lekas memanggilku..... Dengan langkah yang perlahan aku masuk ke kamar.. begitu masuk aku disuguhkan pemandangan indah 
mama sedang telanjang bulat terlentang diatas tempat tidurnya.... kedua kakinya sedang terkangkang seolah sudah siap untuk di setubuhi... Dicky memanggilku lagi agar aku bergegas masuk kedalam kamar......
saat aku berdiri disamping mama . aku dan mama saling berpandangan sejenak lalu mama memalingkan mukanya kearah lain, mungkin karena malu... pahanya yang tadi terbuka lebar pun mnutup sendiri
aku sendiri hanya salah tingkah karena bingung harus ngapain
saat itu terlihat jelas baik aku dan mama sedang malu-malu tapi mau......
“duduk disini”kata Dicky sambil berdiri dan menyuruh aku duduk di semping tubuh telanjang mama
sambil memperhatikan tubuh mama dengan dekat, aroma tubuhnya benar benar membuatku tak berdaya
tangan kanan mama menutupi wajahnya sendiri, tangan kirinya mengelus elus rambutnya sendiri yg mulai acak2an 
oh, sungguh pemandangan yang sangat indah sekali
“ayok cepat disikat aja, tante Sinta udah nafsu juga kok.... jangan malu2!!!!” kata Dicky kepadaku tanpa ada rasa ragu atau bersalah karena kata2nya saat itu didengar oleh mama
aku tak terbiasa dengan ini apalagi jika diperhatikan oleh Dicky... tapi karena Dicky yang dari tadi hanya ngomel2 terus karena aku yang tak kunjung mulai2 akhirnya kau berinisiatif meraba paha mama dan mengelusnya.. kuelus2 dari arah luar sampai dalam hingga mama yang awalnya tegang bisa sedikit lemas,,, pahanya yang tadi merapat pun mulai membuka sedikit.....
Dicky berkata kepadaku
“aku mo nutup toko dulu, kmu garap aja... sampe puas”katanya tersenyum sambil berjalan keluar kamar dan menuju toko
disaat itu aku masih aja bimbang harus bagaimana dulu dikarenakan aku memang sangat buta dalam hal ini disamping itu mama pun hanya diam menutup wajah dan mengelus rambutnya... aku bahkan gak tau mama udah terangsang atau belum
yah jadi dilema lagi.......
tak lama kemudian Dicky masuk ke kamar lagi dia pun berkata
“loh!!!! kok belum”katanya saat itu penuh kecewa
“ayo donk rio..... sikat aja, jangan malu2 lagi” sambungnya
mungkin melihat aku dan mama yang masih sama2 kaku dan terdiam Dicky pun lal mendekati kami 
“liat nih” katanya saat itu sambil meremas2 kedua payudara mama dng jari kirinya... tak mau kalah jri kanannya menarik wajah mama dan merka pun langsung berciuman mesra
“clkkkk..clkkkk” suara lidah bercampur air liur mereka saat berciuman 
“emmhhhh’suara mama ketika bibir mereka saling bertemu
wow... sungguh Dicky benar2 mahir dalam bercumbu dengan wanita
kira2 2 menit mereka salin bercumbu sedang aku hanya mengelus2 paha mama..... Dicky pun berdiri lalu berpindah ke blekangku tanpa kompromi kedua tangannya memegan paha mama lalu membukanya dengan lebarsehingga kami berdua bisa melihat dengan jelas bentuk vagina mama
basah disana apalagi ketika Dicky menusukan jarinya kedalam vagina mama dengan kasar dan langsung dikocok –kocok hingga keluar suara “clak-Clak”
“akhhh!!!! akhhh!!! “ hanya itu yang keluar dari mulut mama sambil matanya terpejam
Dicky menarik keluar jarinya yang basah akibat lendir milik mama lalu memasukan jarinya kemulut mama.....
mama hanya menurut aja seolah pasrah mau diapa2in.......
Dicky hanya tersenyum puas melihat mama, sedangkan aku tersenyum kagum melihat mereka
Sesudah puas Dicky pun berdiri lalu mengambil tas rasnselnya 
“ya udah aku tinggalin kalian berdua, toko udah ditutup kalian bisa bebas gituan” katanya
Setelah keluar kamar tak lama kemudian kudengar suara motor nya lalu pergi... aku pun kedepan untuk memastikan nya
sambil mengecek seluruh pintu.....
pada saat aku kembali ke kamar mama aku mulai merasa ragu lagi.... tapi mengingat apa yang udah terjadi tadi danjuga Dicky yang udah pergi aku pun memberanikan diri... saat didepan pintu kamar aku melihat mama yang masih telanjang kedua pahanya pun masih terkangkang membuat aku semakin berani 
dengan perasaan yakin aku pun mulai dengan berani meremas dada mama 
jari tanganku yang satu lagi pun tak mau kalah langsung menekan ke arah vaginanya
mama masih diam aja..... aku sudah tak peduli lagi vaginanya pun ku kocok menggunakan 2 jari sekalaigus seperti yang dilakukan Dicky
dampaknya pun mulai terasa.. mama yang awalnya hanya menutup wjahnya mulai berani memperlihatkan ekspresinya
akupun mulai lebih berani memainkan jariku... jari kiriku membuka2 libianya sedang jari kanan mengocok kedalam
dan benar tak lama kemudian 
“akhhhh..... akhhh!!!!” kata pertama yang keluar 
aku pun mengeluarkan penisku lewat resleting celanaku sambil kukocok2 sendiri penisku
mama ternyata menikmati rabaanku, aku sendiri udah tak tahan lagi.. akupun lekas melepaskan celanaku 
lalu bertanya kepada mama 
“ mah... aku boleh masuk?” dia masih diam 
lalu penisku ku gesek2kan ke puting susunya sambil bertanya lagi.....
mama membuka matanya lalu memandangku sebentar kemudian menganggukan kepalaanya menandakan setuju
denagn tak sabar langsung naik ke atas ranjang... tanpa kusuruh mama mbuka pahanya lebar sehingga aku bisa merapatkan tubuhku
“akhhh” suara mama keras ketika penisku kutusuk pertama kali ke vaginanya
oh gilaaaa, apakah ini yang dinamakan bersetubuh itu.... sangattt nikmat kurasakan
penisku terasa hangat dan seperti tersedot kedalam vagina mama. Pokoknya berbeda sekali rasanya dengan onani
aku terus menerus menekan dan menarik dengan cepat pantatku ini menimbulkan perasaan nikmat tiada tara. semakin kutusuk semakin keras penisku dan semakin enak kurasa
“emhhhh.... ahhhhh... ahhhh.... ahhh” mama medesah sesekali sambil menutup rapat kedua matanya seakan menikmati tiap detik ketika penisku keluar masuk 
baru 5 menit tiba2 saja tubuhku tegang sekali dan.... spermaku pun lepas masuk dengan sangat deras kedalam vagina mama, oh nikmatnya.. 
kubiarkan penisku didalam sejenak, aku lemas, kdua lututku teras ngilu sekali.. inilah pertama kalinya aku merasakan sensasi senikmat itu yang mungkin takan pernah kulupakan....
baru semenenit didalam penisku mulai membesar lagi, langsuang saja akupun menggerakan pantatku maju dan mundur meskipun tak sekencang saat yang pertama tapi rasa nikmat yang datang tak kalah hebat dengan yang tadi....
kugerakan perlahan-lahan sambil kedua tanganku mengelus paha mama dan kunikmati setiap detik dengan memejamkan mataku
“ahhh ahhh ahhh”tak kuasa kubendung suaraku
penisku menegang keras lagi.. 
“emhh... emhhh” suara mama seolah tak mau kalah dengan suaraku
30 menit berlalu aku udah keluar didalm sebanyak 3 kali lalu kucabut penisku..dengan sedikit tenaga yang tersisa aku meninggalkan mama telanjang bugil dikamarnya sedang aku menuju ruang makan.. rasa cape, lapar membuatku tak berdaya.. sehabis makan aku pun kekamarku, aku sempat lewat kamar mama dan kulihat dari luar mama sedang tidur dengan selimut yang menutupi bagian bawahnya sedangkan bagian dadanya dibiarkan terbuka wajahnya masih manis dan tetap terlihat anggun meskipun sehabis begituan.... saat melihat wajah mama aku merasa bersalah dengan apa yang baru kulakukan, ini adalah dosa terberat yang aku lakukan terhadap keluargaku sendiri
rasa kenyang dan cape membuatku tidur terlelap hingga aku bangun pada sore harinya
entah mengpa aku dan mama tak saling bicara hari itu mungkin karena rasa bersalah yang sama2 kami berdua rasakan...
sehabis makan malam akupun langsung menuju kamar.. dikamar aku masih saja teringat akan kejadian siang tadi.. 
aku merasa sedih dan bersalah hingga tanpa kusadari air mataku menetes
wajah yang kuingat saat itu adalah wajah papa... 
apa yang akan papa lakukan jika dia tau aku bukannya menjaga mama tetapi malah mincabuli mama, wanita yang mengandung aku selama 9bulan dan melahirkan aku dengan susah payah
ketika papa membanting tulang dan mencari nafkah agar aku bisa sekolah yang tinggi untuk menggapai masa depanku........ kalau papa tau mungkin dia akan membunuhku saat itu juga....
“ah.. siallll kenapa aku jadi begini” 
keesokan harinya aku berangkat lebih awal kesekolah dengan bus, di sekolah aku bertemu dengan Dicky
“sob, gimana yg kemaren?” kata dia mengagetkan aku yang sedang melamun di kelas
aku tak menjawab apa2 hanya ekspresi malu dan kaget yang terlihat dari wajahku
“kok lemas gitu? wah abis kerja keras seharian ya?” katanya lagi
“gak kok, aku Cuma nancep sekali”kataku dengan malu
“oh ya? masa Cuma sekali? wah gak seru tuh.... kamu mau lagi gak? klo mau, ntar aku yang rayu, kamu yang gituan lagi seperti kemaren?” katanya dengan berbisik sambil tersenyum penuh maksud
aku merasa aneh kala itu. meskipun kutolak tapi Dicky tetap aja mengiming-imingi aku dengan kata2 yang menarik, lama kelamaan aku pun mulai tergoda lagi dan akhirnya akupun menyerah dengan nafsu mudaku....
saat jam pelajaran pun Dicky pindah ke mejaku dan kami bercerita tentang mama.. meskipun saat kutanyai dia ngotot tak mengaku bahwa pernah meniduri mama.. sampai aku menyerah senidi. 
Tak apala, mungkin dia malu atau takut jika aku marah
akhirnya setelah berembug lama kami pun memutuskan membolos saat instirahat dan langsung menuju rumahku
sesampai dirumah aku kamipun langsung menuju ruang tamu.. mama sedang ditoko..
Dicky langsung menuju toko dan langsung menggandeng mama keruang tamu saat itu..... mama hanya nurut sesekali ketika dibawa keruang tamu
sesampainya diruang tamu Dicky langsung memeluk mama dan mencium bibirnya seskali tangannya meraba selangkangan mama.... Wajah mama memerah apalagi ketika mengtahui aku yang duduk sedang menyaksikan mama dicium mesra.. dan terlihat mama sangat gugup saat itu
“sob, tokonya ditutup aja biar kita bebas ngapa2in” kata Dicky sambil memberi kode kepadaku . dengan langkah yang agak terseret2 aku bergegas menuju toko dan menutup pintu toko, ketika aku kembali ke ruang tamu kulihat mereka berdua sudah duduk di sofa panjang sambli berciuman dan tangam milik Dicky udah masuk kedalam kaos milik mama dan meremas2 payudaranya..... penisku langsung tegang saat melihat mama diraba2 oleh Dicky... aku begitu tegang melihat mereka jadi aku berinisiatif menuju kamar dan mengganti pakaianku agar aku bisa lebih tenang.... setelah mengganti pakaianku aku langsung menuju ke ruang tamu..
saat itu mama udah tak mengenakan kaos sehingga payudaranya terlihat jelas begitu indah, paduan kedua puting coklatnya seolah membuat payudara mama terlihat begitu sexy....
ketika menyadari aku yang sudah ada di depan mereka Dicky menghentikan cumbuan terhadap mama, mama sendiri Cuma diam sesekali menunduk sambil membenahi ujung rambutnya yang basah oleh keringat...
“sob, aku mau pulang nih, kmu aja ya yang lanjutin” katanya 
“kenapa buru2? lanjut aja.. aku gak marah kok, suer!!!!!” kataku sedikit heran dengan tingkah dia 
“aku agak kecapeaan hari ini, pengen pulang aja” katanya lagi sambil mengambil tas lalu mengambil helm dan kunci motor diatas meja...
Aku agak heran dengan tingkah dia hari ini, mama pun sama terlihat dari ekspresi wajahnya yang mulai bingung..
akupun langsung mengantar Dicky kedepan rumah, kutawari dia sekali lagi untuk masuk kedalam, tapi dia menolak.. heran juaga aku dengan tingkahnya.. tapi tak apa, mungkin ini juga bagus untuku, agar aku bebas seperti kemarin...hahaha
Setelah Dicky pergi aku pun masuk kembali kerumah, aku duduk disamping mama yang masih telanjang dada saat itu....
“mah, pintu belakang udah dikunci?” tanyaku
“oh iya...!!! tunggu bentar, biar mama cek dulu”katanya sambil berjalan cepat menuju kebelakang....
setelah kembali dari belakang
“mah sini, duduk dipangkuanku” kataku dengan sedikit menarik tangannya, mama sedikit senyum lalu segera duduk menghadap aku dipangkuanku.... segera tangan kiriku menarik pinggangnya sehingga membuat tubuh mama lengket dengan tubuhku..
langsung segera kucium lehernya dan tangan kananku meremas2 bokongnya yang masih tertutup celana kolor ketat berwarna merah itu... 
“emmhhh” katanya begitu kucupang lehernya lalu berlanjut menciumi ketiaknya yang berbulu tipis lalu naik ke pipi 
sampai akhirnya bibir kami bertemu.... lidahku langsung disedot oleh mama dengan rakus..
kdua tangan mama memeluk kepalaku dan mengelus rambutku selagi bibir kami saling sedot menyedot
“clkkk clkkk’ suara lidah bercampur air liur ketika kami bercumbu
“mah lepasin celanya, aku pengen liat ituhnya” kataku, dengan tersenyum manja mama berdiri dan langsung melorotkan celana kolor beseral celana dalam turun dan lepas dari kakinya....
wowww... pemandangan indah dan harum semerbak langsung tercium dari hidungku... tanpa menunggu lama mama pun langsung kudorong kesofa dengan posisi terlentang, kuhujani wajahnya dengan ciuman tanpa henti mama hanya memeluk aku sambil bibirnya ikut mencari2 dimana bibirku meskipun akhirnya bertemu....
tangan kiriku meremas kedua susunya dari kiri kekanan bergantian terus menerus hingga nafas mama mulai tak beraturan..
tangan kananku turun kebawah pusarnya dan mencari cari dimana vaginanya, setelah dapat langsung lah ku raba dan kuelus, sesekali kutarik bulunya, ini membuat mama menjadi kesetanan dan semakin memeluk aku dengan erat
mama saat itu sungguh berbeda dengan yang kemarin yang hanya diam saat kuraba – raba.... setelah kurang lebih sepuluh menit kami bercumbu kukeluarkan penisku lewat lubang resleting san segera kutempelkan penisku yang sudah tegang ke vagina mama sambil ku gesek2kan ke klitorisnya.... ketika aku mau masuk tiba2 mama memeluku.. ini membuat penisku meleset dan gak jadi masuk...
mama memeluku sambil menciumi pipiku dia bilang
“sayang, maennya dikamar aja yuk, seperti kemaren... lebih enak”
segera kami berdiri, dan sambil bergandengan kami menuju kamar mama.....
setelah sampai aku langsung menutup pintu kamar dan menguncinya sedang mama hanya duduk di tepi ranjang sambil menunggu aku
“sayang lepas aja seragamnya, biar nanti gak kotor” kata mama
dengan cepat aku melepas semua pakaian yang aku kenakan sampai kaos dalam pun hingga aku telanjang bulat.
mama hanya tersenyum nakal melihat penisku yang tegang itu bergerak naik turun sendiri.....
mama langsung tiduran terlentang diatas ranjang, segeralah langsung ku naiki tubuhnya lalu kuciumi bibirnya, sedangkan penisku kutekan2 kearah selangkangannya mencari lubang vaginanya ... tapi karena Cuma bergesek2an dan tak masuk2 juga tubuh mama bergerak gerak sendiri seolah olah mencari juga dimana letak penisku, sampai karena putus asa tangan mama menangkap penisku lallu menekan kearah vaginanya... pelan pelan dan lalu.... sleebb.... penisku pun tertancap kutekan sampai pangkal pahaku menempel dengan milik mama lalu kubiarkan penisku didalam sebentar..
ini membuat mama menjadi tambah liar, pantatnya bergerak2 sendiri dan vaginanya seperti menyedot dan menjepit keras penisku
“sayangghh... cepet gerakkinn.... ahhhh... mama gak tahannn...kamu jahattt!!!” sambil menarik2 pantatku
tak tega melihat mama yang tersiksa aku pun langsung menekan naik turun 
“ohh.. gitu sayangghhh... enakkk..” katanya sambil memejamkan matanya... 
oh begitu nikmat saat itu ditambah lagi melihat ekspresi wajah manis mama yang sedang nafsu ingin disemprot rahimnya membuatku semakin tak tahan ingin keluar
20 menit kemudian
“mahh... aku keluarrr”kataku sambil menekan dalam2 penisku
“AKHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” mama menjerit keras dan kurasa vaginanya berkontraksi dan menjepit penisku dengan keras
“akhhh ---akhhh---- ahhh!!!!” suaranya seolah tak mau berhenti... sepertinya dia juga abis orgasm sesaat setelah ku keluarkan maniku didalam... penisku kutari keluar dan kulihat vagina mama membuka dan menutup sendiri sepereti sedang bernafas dan pinggulnya masih bergerak gerak kaku meski penisku udah keluar, wow sungguh pemandangan yang indah tapi aneh.....
Lalu kurebahkan tubuhku disamping mama yang sedang lemas sambil mengambil nafas sejenak dan memandangi wajah mama yang penuh dengan bintik2 keringat....
Saat udah tenang mama memiringkan badan kearahku, kami berpandangan lama saat itu sebelum khirnya mama mencium keningku
“mama gak nyangka bisa tidur dengan kamu 2 kali”katanya dengan wajah masih lemas
“tapi mama bahagia sekarang” sambungnya
“papa gimana,mah?”kataku... wajahnya agak sedi ketika kutanyakan itu
“maaf mah”
“tak apa, kita jalani dulu aja.... jangan bialang papa, nanti dia marah”
“iya mah, aku janji jaga rahasia” kataku sambil tertunduk dan merasa seperti bersalah saat itu, mama yang melihatku agak bersedih langsung merapatkan tubuhnya dan mengelus rambutku
“mau mama isepin itunya ga?”katanya dengan tersenyum nakal.. aku pun langsung semangat lagi saat itu.......
Setelah melakukan 3 kali siang itu aku dan mama tertidur pulas hingga sore hari.. Setelah bangun aku langsung menuju ruang makan dan ternyata mama masak banyak hari itu ada ikan,ayam, dan sayurannya banyak beraneka ragam jenis.. sepertinya dia sanngat senang hari itu......
malam itu aku pun tidur di kamar mama, tapi kami tidak “gituan” malam itu.........
Bangun pagi aku merasa segar dan senang, setelah sarapan aku langsung berangkat sekolah
tapi aku tak bertemu Dicky disekolah, aku pikir dia kerumahku.. Tapi setelah pulang sekolah aku juga tidak menemui dia dirumah, setelah kutanya mama katanya kata mama Dicky tak datang hari itu..
Keesokan harinya pun begitu, Dicky tak menjeput aku dan disekolahpun dia gak ada, aku mulai bingung saat itu
“apa dia sakit?” tanyaku pada mama setelah aku baru saja sampai kerumah
“Semalam mama telfon juga gak diangkat” kata mama juga saat itu sambil duduk merapat ketubuhku
“mungkin dia udah bosen sama ini” kataku sambil meraba payudara mama
“sayang, bosen ga sama mama”
“Ga akan bosen mah, walaupun tiap hari” kataku sambil mencium bibir mama
Akhirnya siang itu aku memulai tanpa Dicky.... Kami melakukannya seharian penuh dikamar dan si ruang tamu
Keesokannya pun begitu, bahkan aku sudah gak tidur dikamarku tiap malam melainkan tidur di kamar mama... 
Seminggu kemudian.......
“sayang mama pengen ngomong” kata mama saat aku mau mnidurinya malam itu
“ngomong apa mah?
“tapi jangan marah ya, sebenarnya...........emmmm mama udah hamil 3 minggu” 
“HAH? kok bisa? mama kok gak bilang dari kemaren2 sih!!! Mama kok gitu, ini kan permasalahan genting” kataku dengan nada keras
“Sebenarnya yang nyuruh Dicky, dan anak ini sebenarnya anaknya Dicky dan mama gak bisa bilang kemaren2 karena mama baru tau Dicky kabur tadi pagi wkatu nelfon ibunya Dicky”
SIALL SIALL oh sialnya aku, teryata selama ini Dicky meminta bahkan mengiming – imingi aku untuk tidur dengan mama itu ternyata adalah...... Sebuah PERANGKAP agar aku yang dikira menghamili mama dan agar dia bisa lari dari tanggung jawab........
BRENGSEKKKKKKKKKK, ANJINKKKKKKKKKK kamu DICKY 
E N D

Ibu Likha

Waktunya Jalan Malam : BEBERAPA hari ini ada yang dirasa mengganggu. Setiap kali membuka jendela kamar kos, bukan udara segar yang kudapat tetapi sederetan baju basah yang habis dicuci dan dijemur. Jarak antara jendela dengan jemuran juga sangat dekat hingga aku bisa mencium bau detergent yang dipakai mencuci baju-baju yang dijemur karena baunya masuk ke dalam kamar.


Kalau cuma baju aku nggak begitu peduli dan bisa memaklumi. Kamar kost tempat aku tinggal memang berada di kampung yang padat penduduk hingga sulit mendapatkan tanah longgar kendati hanya untuk tiang jemuran. Tetapi dua hari lalu, cucian basah yang berada peris di depan jendela kamarku berupa celana dalam perempuan dan BH. Aku sampai menutup pintu kembali gara-gara disuguhi pemandangan itu.


Kalau celana dalam yang dipajang G string atau janis lain yang biasa dipakai murid-murid perempuan di sekolahku, mungkin aku nggak keberatan. Setidaknya bisa untuk membayangkan hal-hal yang menggairahkan saat mau beronani karena kadang aku suka melakukannya kalau lagi horny. Tetapi ini, sudah warnanya pudar dan berukuran besar, juga kendor karena kelewat sering dipakai. 


Celana dalam dan BH itu pasti milik Bu Likha, istri Pak Rokhim. Beberapa hari lalu memang kulihat Bu Likha menyuruh Kang Sarno tetangga sebelah yang lain membuat tiang jemuran. Rupanya gara-gara tanah kosong di belakang rumahnya hendak dibangun oleh pemiliknya, ia harus memindahkan lokasi jemurannya. Aku tidak bisa protes karena tempat jemuran yang sekarang masih merupakan tanah milik Pak Rokhim.


Pak Rokhim, pria berusia 54 tahun bekerja sebagai tukang kayu dengan beberapa anak buah. Namun sejak enam bulan terakhir, karena mengalami kecelakaan saat bekerja, tulang punggungnya mengalami cedera sangat serius hingga mengalami kelumpuhan dan matanya berangsur menjadi rabun dan mengalami kebutaan. Untung Bu Likha sebagai tukang jahit pakaian wanita punya banyak pelanggan hingga meski suaminya tak lagi bisa mencari nafkah, masih memiliki sumber penghasilan. 

Pak Rokhim dan Bu Likha hanya memiliki satu anak, Mbak Lasmi. Tapi setelah menikah ikut suaminya ke Jakarta. Tidak adanya anak yang harus dibiayai membuat Bu Likha tidak terlalu berat membiayai hidup meski hanya mengandalkan upah menjahit yang diterimanya. 

Sejak aku masih kelas I SMA dan menempati tempat kost itu, aku cukup akrab dengan Pak Rokhim. Kalau malam biasanya suka main catur berdua di rumahnya sambil menikmati teh dan kue yang disediakan Istrinya. Malah Pak Rokhim sering memberiku rokok kalau lagi banyak borongan. Namun sejak ia lumpuh setelah kecelakaan, ia sudah tidak mampu lagi main catur karena hanya bisa berbaring. 

Tetapi aku masih sering datang untuk sekadar ngobrol dan memberinya semangat. Atau sekadar berbagai satu dua batang rokok, kalau baru dapat kiriman uang dari kampung. Sejak mengalami lumpuh, Pak Rokhim tidak lagi tidur di kamarnya tetapi ditempatkan di dipan di ruang tamu hingga aku bisa leluasa main. Seperti yang kulakukan sore itu, sebungkus rokok murahan kuberikan kepadanya sambil membantu menyalakannya agar Pak Rokhim bisa segera menikmatinya.

"Bu Likha mana Pak, kok sepi?" kataku setelah duduk di kursi di dekat tempat Pak Rokhim berbaring.

"Lagi nganter jahitan. Eh itu ada jagung rebus kalau mau. Teh manisnya nanti nyusul kalau istriku datang," ujarnya.

"Iya Pak, terima kasih. Saya baru saja makan," 

Tidak terlalu lama Bu Likha datang. Melihat aku asyik berbincang dengan suaminya, ia langsung masuk ke dalam membuatkan minum dan menyuguhkannya padaku. Tetapi saat hendak menaruh cangkir di meja, tangan wanita itu tersundut bara api rokok yang dipegang suaminya. Ia kaget dan memekik hingga cangkir yang dipegangnya terjatuh. Bahkan enam buah jagung rebus yang ada di atas piring ikut terjatuh dan terserak di lantai.

Bu Likha menggerutu dan menyalahkan suaminya yang mengacung-acungkan rokoknya hingga membuatnya tersundut. Terbungkuk-bungkuk wanita itu berusaha membersihkan lantai dari tumpahan teh manis dan kepingan cangkir yang pecah. Aku membantunya mengumpulkan jagung-jagung rebus yang ikut terjatuh.

Saat itu, tanpa sengaja kulihat tetek Bu Likha. Aku melihatnya karena ia dalam posisi membungkuk, padahal daster yang dipakainya tidak terkancing sempurna. Jarakku sangat dekat dengan dia karena aku ada di depannya. Teteknya tergolong besar meski agak kendur. Ia juga tidak memakai kutang. Pentil-pentilnya tampak menonjol coklat kehitaman. Aku terpana dan menelan ludah melihat pemandangan itu.

Tak kusangka tetek wanita seusia Bu Likha masih merangsang. Bentuknya mirip buah pepaya yang menggelantung. Tanpa sungkan aku terus menatapi buah dada wanita itu. Aku leluasa melakukannya karena Pak Rokhim kendati berada di dekatku, matanya sudah tidak bisa melihat. Dan posisi Bu Solikha membungkuk mengepel lantai hingga tidak mungkin mengetahui kekurangajaranku.

Kontolku langsung menggeliat dan menegang. Berkali-kali aku menelan ludah karena kerongkongan yang seperti tercekat menahan gairah. Apalagi saat tetek besar wanita itu berguncang-guncang lembut karena gerakan tubuh pemiliknya yang tengah mengepel lantai. Aku sering melihat gambar wanita telanjang yang diambil dari internet maupun adegan di film BF. Namun melihat langsung ternyata jauh lebih merangsang. Ingin rasanya meraih tetek Bu Solikha untuk meremas dan merasakan kehangatannya. Atau mengulum pentil-pentilnya. Ah...

Saat anganku tengah melayang jauh sambil terus menatapi tetek besar itu, Bu Likha berhenti dari pekerjaanya membersihkan lantai. Membuatku terperanjat karena ia sempat memergokiku yang tengah menatapi buah dadanya. Mataku memang tengah benar-benar tertuju ke bagian dasternya yang tidak terkancing dan menatapi lekat-lekat buah dadanya. Aku tidak bisa mengelak kalau ia sampai marah dan menuduhku bersikap kurang ajar.

Tetapi tidak. Istri Pak Rokhim memang sempat memeriksa kancing dasternya yang terbuka. Tetapi bukannya marah, ia malah melontarkan senyum padaku. Senyum yang tak kumengerti maknanya. Ia juga tidak berusaha mengancingkan dasternya. Bahkan sebelum meninggalkan ruang tamu, kembli ia melempar senyum. Senyum yang semakin tak kuketahui maksudnya. 

Sepeninggal Bu Likha, seperti biasa Pak Rokhim menanyai berbagai hal tentang sekolahku. Soal kapan ujian, melanjutkan ke perguruan tinggi mana dan beberapa pertanyaan lain khas pertanyaan orang tua. Aku menjawab sekenanya untuk menyenangkan hati pria malang itu. Sebab bayang-bayang tetek besar Bu Likha, istrinya seakan melekat dan terpatri dalam benakku.

Dua tahun lebih bergaul dengan Pak Rokhim, aku tak pernah memiliki perhatian khusus terhadap Bu Likha. Ia bahkan kuanggap sebagai ibu karena kebaikannya sering menyediakan teh manis dan berbagai panganan saat aku masih sering main catur dengan suaminya. Aku juga sering membawakan oleh-oleh hasil panen dari kampung seperti kacang tanah, jagung dan bahkan beras.

Tetapi kini setelah berkesempatan melihat tetek besarnya, ketertarikanku padanya lebih bersifat seksual.

Bu Likha kembali ke ruang depan membawakan teh manis untuk menggantikan yang tadi terbuang. Ia memilih berjalan memutar saat hendak menaruhnya di meja. Mungkin untuk menghindari agar tidak kembali tersundut bara api rokok suaminya. Dan ternyata, kancing dasternya masih tetap terbuka. Hingga saat ia menunduk, dapat kulihat kembali tetek besarnya. 

Bahkan seperti sengaja berlama-lama, setelah menaruh cangkir dan menungkan teh, jagung-jagung rebus yang sudah ada di atas piring diambil dan ditatanya ulang. Ia seperti memberiku kesempatan untuk bisa melihat lebih lama buah pepaya miliknya di balik dasternya yang terbuka. Kalau tidak ada Pak Rokhim mungkin aku sudah nekad. Nekad mengulurkan tangan dan meremas gemas teteknya. Kontolku kembali tegang setelah sempat mengendur. 

Namun yang membuatku semakin panas dingin adalah setelah Bu Likha duduk menghadapi mesin jahitnya. Sebab yang disuguhkannya kali ini jauh lebih mengundang. Dasternya tersingkap ke atas dan kedua kakinya membuka lebar. Aku bisa melihat jelas kedua kakinya sampai ke pangkal paha bahkan juga celana dalam dan selangkangannya. 

Posisi mesin jahit tempat Bu Likha bekerja, memang menghadap ke arah dipan tempat tidur Pak Rokhim yang juga menjadi tempat aku duduk di dipinggirannya. Jaraknya hanya sekitar 2 meter. Sulit untuk menghindari pemandangan menggairahkan yang kuyakin sengaja dipertontonkan oleh wanita itu.

Di selangkangannya, tepat diantara dua pangkal pahanya, ada bagian yang tampak cembung membusung. Tertutup celana dalam. Ya celana dalam yang pernah kulihat karena pernah dijemur dekat jendela kamarku. Warnanya sudah kusam dan pudar hingga sulit dikenali warna aslinya sewaktu masih baru. Tetapi kali ini menjadi sangat menarik di mataku. Bisa kubayangkan bentuk memek Bu Likha yang tembem menggunduk. 

Sesuai bentuk tubuhnya yang montok, paha Bu Likha terlihat membulat besar. Namun masih lumayan mulus dan nampak masih cukup liat. Ada memang sedikit lipatan-lipatan mendekati bagian pangkal paha. Maklum usianya sudah separuh abad dan sudah memiliki cucu. Kuyakin ia tahu ke mana mataku selalu menatap. Tetapi sepertinya ia cuek saja, asyik dengan perkerjaannya menjahit. Seakan sengaja menyuguhkannya untukku. 

Sore itu, hujan yang semula hanya gerimis kecil mulai menderas. Sesekali terdengar bunyi guruh menggemuruh membahana. Pak Rokhim setelah menghabiskan dua batang rokok kulihat tertidur. Aku tahu dari dengkurnya yang mulai kudengar. Kini aku menjadi lebih bebas dengan tidurnya Pak Rokhim. Bebas menatapi paha istrinya yang terbuka dan busungan memeknya yang tercetak pada celana dalam yang dipakainya.

Aku jadi ingat adegan di film BF yang dipinjam dari Rofiq, temanku. Seorang wanita bule sepantaran Bu Likha, malah mungkin lebih tua, melakukan adegan seks dengan anak laki-laki yang lebih pantas menjadi cucunya. Adegannya dimulai dari anak laki-laki itu kepergok tengah mengintip saat sang wanita tetangganya mandi. Oleh perempuan tua itu diajaknya masuk dan akhirnya diajari bermain mesum. 

Aksi seks keduanya benar-benar hot. Setelah saling meraba, bocah bule yang masih ingusan menjilati memek nenek bule yang bentuknya sudah amburadul. Tetapi sang bocah terlihat sangat menikmati. Bahkan kelentit wanita itu dicerucupi dengan lahap hingga perempuan itu menjadi kelojotan sampai akhirnya sang bocah menindih dan memasukkan kontolnya yang lumayan gede ke memek pasangannya. 

Saat melihat adegan itu dalam film BF, aku tidak begitu terangsang. Namun kini, baru melihat celana dalam Bu Likha dan membayangkan yang ada di balik celana dalam itu kontolku benar-benar makin mengeras. Untung aku memakai celana trainning berbahan kaos, hingga meskipun celana yang kupakai cukup ketat kontolku tetap leluasa mengembang. 

"Man (namaku Arman), tolong pintunya ditutup saja. Anginnya kencang dan hujannya besar jadi airnya masuk," kata Bu Likha.

Aku bergegas menutup pintu seperti yang diperintahkannya. Tetapi saat aku kembali, posisi Bu Likha sudah berdiri. Ia melangkah masuk ke ruang dalam rumahnya dan melambai mengajakku mengikutinya. Kendati bingung tidak tahu apa yang dimauinya aku mengikutinya. Tetapi saat ia masuk ke kamar tidurnya, aku tak berani meneruskan langkah. Takut dianggap kurang ajar. 

Hanya beberapa saat kemudian, kudengar Bu Likha kembali memanggil. "Jangan berdiri disitu. Sini masuk," ujar Bu Likha yang hanya menjulurkan kepala dan sebagian tubuhnya dari balik pintu kamar tidurnya.

Meski ragu, akhirnya aku melangkah menuju ke kamarnya. Dan yang membuatku kaget, saat tanganku baru menyingkap tirai pada pintu kamarnya, Bu Likha menarikku dan langsung menutup pintu serta menguncinya. Bahkan Bu Likha telah menanggalkan daster dan celana dalamnya. Bugil tanpa selembar benang menutupi tubuhnya hingga membuatku terpana.

Mataku melotot menatapi tubuh Bu Likha yang telanjang. Rambut sebahunya yang bila keluar rumah selalu tertutup kerudung dan jilbab lebar dibiarkannya tergerai. Kulihat sudah mulai ada beberapa helai uban. Pertanda usianya sudah tidak muda lagi. Juga kerutan di dahi dan seputar kelopak matanya sudah mulai terlihat. Namun tubuh tinggi besarnya masih lumayan mulus dengan teteknya yang besar menggantung seperti buah pepaya. Dua puting teteknya yang juga berukuran besar terlihat mencuat berwarna cokelat kehitaman. 

Perutnya sudah agak membesar dan terlihat guratan-guratan tanda pernah melahirkan dan mungkin faktor usia. Juga nampak lipatan-lipatan kecil di dekat lobang pusarnya dan bagian bawah perutnya. Namun yang membuatku tak berkedip adalah bagian membusung di selangkangannya. Tadinya kukira memek Bu Likha tertutup oleh jembut panjang yang semrawut. Seperti memek wanita yang menjadi pemeran film BF yang pernah kutonton.

Ternyata tidak, memek Bu Likha dicukur bersih rambutnya. Terlihat gembung dan menggunduk diantara kedua kedua pahanya yang masih lumayan mulus. Aku jadi gelisah karena kontolku makin ngaceng, tegak terpacak. Bu Likha yang melihat perubahan tonjolan pada celanaku tersenyum penuh arti. "Dari tadi kamu pengin lihat punya ibu yang ini kan? Sini naik Man," ujarnya mengajakku untuk naik ke tempat tidurnya sambil mengusa-usap memeknya. 

Aku tidak segera menyambut ajakannya karena masih bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Satu-satunya pengalaman seksku hanya mencium Amnah, teman sekolah di kampungku sewaktu kelas tiga SMP. Disamping melihat adegan bersetubuh dari melihat di film-film BF yang pernah kutonton. Sedangkan melihat langsung orang sedang berhubungan seks, secara tidak sengaja aku pernah mengintip pesetubuhan Bu Rasiti tetanggaku di kampung dengan Kang Sarman. Ia seorang tukang ojek yang suka mengisengi wanita-wanita kesepian dan Bu Rasiti adalah wanita berumur yang sering ditinggal suaminya bekerja di luar daerah.

Namun saat Bu Likha telah duduk di tepian ranjang dan membuka lebar kakinya, terlalu sulit bagiku untuk melepaskan kesempatan melihat dari dekat bentuk memek wanita itu. Aku berjongkok tepat di depan Bu Likha yang duduk mengangkang di tepi ranjang. Kemaluan istri Pak Rokhim ternyata sungguh besar, gembung dan tebal. Namun di bagian yang membelah mendekati lubangnya bentuknya sudah tidak karuan. Bibir memeknya sudah membesar dan kapalan. Berlipat dan berkerut seperti jenger ayam dengan warna hitam kebiru-biruan. 

Lubangnya juga sudah terbuka cukup lebar. Sepertinya lebih dari dua sentimeter garis tengahnya. Namun di bagian dalam yang agak basah, warnanya terlihat agak kemerahan. Entah sudah berapa lama memek Bu Likha terakhir disogok kontol lelaki. Sebab sejak mengalami kecelakaan dipastikan Pak Rokhim tidak mampu lagi menunaikan tugasnya di ranjang. Apalagi ia juga sudah lama menderita penyakit kencing manis.

Karena bulu-bulu jembut yang mulai tumbuh sehabis dicukur, bagian menggunduk memenya terasa agak kasar saat aku meraba dan mengusapnya. Sesekali kuremas gemas memek tembemnya hingga wanita itu mendesah. Saat jari jemariku mulai mengusap bibir kemaluannya dan mencoba menjelajah ke liangnya, Bu Likha menggelinjang dan memekik tertahan. "Sshhh... aaahhh... aauuww.. kamu naik saja ke sini Man. Lepaskan pakaianmu, ibu pengen melihat kontolmu,"

Bu Likha terpaku saat kulepas bajuku dan melihat kontolku tegak terpacak. Mungkin ia ingin menggenggam atau mengelus batang penisku. Tapi aku langsung naik ke ranjang dan kembali menekuni busungan memeknya. Kali ini kuusap-usap bibir kemaluannya. Termasuk gelambir daging yang menyeruak keluar berwarna hitam kebiru-biruan yang berbentuk mirip jengger ayam. Saat kusibak kedua gelambir daging di vaginanya itu, di bagian dalam yang berwarna kemerahan kulihat tonjolan daging di sudut atas. Apakah ini itilnya? Ujarku membathin.

Tertarik pada tonjolan daging sebesar kacang tanah itu, jariku menelusup, menyentuh dan mencongkel-congkel perlahan. Ternyata Bu Likha menggelinjang hebat sampai tubuhnya tergetar. "Aauuuww... aahhh... aahhh ... sshhh ya Man itu itil ibu. Enak... sshhh... aaahh... ssshh," rintihnya tertahan. 

Tahu kalau itu adalah itilnya, aku jadi tak sabar. Meskipun ada sedikit bau pesing, kudekatkan mulutku dan mulai menjilati bibir kemaluan Bu Likha. Kusapu-sapukan lidahku ke seputar rongga memeknya yang terbuka. Bu Likha menjadi kelojotan dan mengerang-erang. "Ah... aahhhh... aaakkkhhhh..... enak banget Man. Yaa... ssshhhss... terus Man ya... aaakkhhh aakkhh.... ooohhhkk," 

Bu Likha makin terpanggang oleh nafsunya. Ia menikmati jilatan-jilatan lidahku di liang sanggamanya. Sesekali itilnya kecurecupi dengan mulutku. Saat kucongkel-congkel itilnya dengan lidahku, Bu Likha menekan kepalaku agar wajahku lebih membenam di selangkangannya. Untungnya hujan di luar mengguyur deras dengan suara menggemuruh dan pintu kamar telah terkunci rapat. 

Puncaknya, mungkin karena sudah kegatelan, Bu Likha menarik tubuhku. Saat aku telah berada di atas menindihnya, ia meraih batang kontolku dan di arahkan ke lubang memeknya. Diusap-usapkannya sebentar di seputar bibir memeknya lalu memerintahkanku untuk menekannya. "Tekan Man... aaahhh... sshhhh...aahh.. masukan kontolmu. Ibu sudah nggak tahan,"

Bleeseekk!! Sekali sentak batang kontolku amblas melesak masuk ke kedalaman lubang memeknya. Hangat dan basah. Itu yang kurasakan pada batang zakarku. Tetapi nikmat tak terkira dan membuat anganku melayang jauh ke awang-awang. Berbeda dengan saat aku mengocok sendiri kontolku. Apalagi dinding-dinding vagina Bu Likha juga terasa berkedut-kedut hingga secara reflek aku mulai memompa. Kontolku melesak keluar masuk di lubang memek Bu Likha yang semakin basah oleh lendir yang mulai membanjir entah dari mana datangnya. 

Bu Likha semakin blingsatan. Mengerang-erang dan mendesah. "Enak... Man... aaakhhh.... aaakhhhh enak..... Ibu sudah lama tidak ngentot. Terus Man.. sshhhh... oohkkk terus sogok memek ibu," ujarnya menyemangatiku saat kontolku terus mengaduk-aduk memeknya.

Gairahku jadi makin terpacu. Sambil terus menggenjot menancapkan batang kontolku, tetek besar Bu Likha yang terasa empuk kuremasi. Puting-putingnya kukulum dan kuhisap. Tindakanku membuat istri Pak Rokhim makin kesetanan. Nafasnya mendengus dan memburu. Mungkin karena usia tuanya. Aku jadi makin merasakan nikmatnya lubang memek Bu Likha saat ia mulai menggoyang-goyangankan pantatnya. Bahkan goyangannya semakin cepat dan memutar hingga membuat kontolku serasa diremas dan diperah di kehangatan liang vaginanya.

Akhirnya aku dan Bu Likha tidak bisa lagi bertahan lebih lama. Setelah menggoyang-goyang kencang pinggulnya dengan nafas yang kian memburu, Bu Likha mulai mengangkat tinggi-tinggi pantatnya. Saat itu dinding-dinding vaginanya terasa menyedot dan menghisap kontolku hingga memberi sensasi kenikmatan yang tiada tara. Tak tahan oleh empotannya aku memekik dan mendesah. Dengan sekuat tenaga kutancapkan senjataku di liang sanggaman Bu Likha. Saat itu secara bersamaan tubuh kami bergetar hebat dan akhirnya sama-sama ambruk setelah meraih puncak kenikmatan yang kurasakan. Entah berapa banyak air maniku yang memancar dan membanjir bagian dalam memek tembem wanita itu.

Saat aku terbangun, Bu Likha sudah tidak ada di sampingku. Segelas besar teh panas terlihat terhidang di atas meja di sudut kamar. Aku yang kehausan setelah tenagaku sempat terkuras langsung mengambil dan menikmati teh hangat manis yang terasa nikmat itu. Tubuhku terasa menjadi lebih segar setelah menghabiskan teh manis itu lebih dari setengahnya. "Sudah bangun ya Man. Ya teh itu sengaja ibu butkan untukmu," kata Bu Likha yang tiba-tiba telah ada di dalam kamar.

Sepertinya ia baru selesai mandi. Harum sabun mandi membaui hidungku. Tubuh Bu Likha dibalut handuk yang tak mampu menutupi bagian tubuh tinggi besarnya. Sebagian pahanya tampak menyembul karena ujung handuknya di bagian bawah hanya mampu menutupi bagian kakinya jauh di atas lutut. Tetek gedenya juga seperti hendak memberontak dari handuk yang membelitnya.

Istri Pak Rokhim itu tahu kemana tatap mataku tertuju. Ia tersenyum dan melepas handuk yang melilit tubuhnya hingga kembali terpambang tetek dan memek tembemnya. "Masih penasaran ya lihat punya ibu. Kamu mandi dulu sana biar seger, nanti ibu kasih yang lebih anak lagi," ujarnya sambil menyerahkan handuknya padaku.

Meski masih belum puas menatapi busungan memeknya, kupikir memang lebih seger setelah mandi. Seperti yang diperintahkannya, aku melangkah ke kamar mandi sambil membawa handuk bekas dipakai Bu Likha. Di luar hujan masih turun. Nampaknya hujan akan terus mengguyur semalaman, ujarku membathin. Kalau mungkin, hujan terus mengguyur sampai pagi agar Pak Rokhim tidak mendengar yang kami lakukan dengan istrinya di kamar. 

Usai mandi saat aku melintas di dapur, kulihat Bu Likha tengah membuat minuman di dalam gelas. "Pak Rokhim bangun. Tapi nggak apa-apa. Kamu masuk saja lagi ke kamar," kata Bu Likha santai.

Mengetahu Pak Rokhim sudah bangun sebenarnya agak grogi. Namun melihat Bu Likha sangat santai, seperti tidak ada yang perlu dicemaskan. Apalagi kutahu mata Pak Rokhim sudah tidak bisa melihat dan hanya bisa berbaring di tempat tidur karena sakitnya. Seperti yang diperintahkan Bu Likha, aku kembali masuk kamar tidurnya.

Permainan babak kedua kembali berlangsung setelah Bu Likha kembali masuk kamar. Kali ini permainan menjadi sangat santai. Ia memintaku berbaring dan mulai mencumbu. Cumbuanya membuatku merintih tertahan karena ia langsung mengulum kontolku setelah sebelumnya menjilati dan menyapu-nyapukan lidahnya di sekitar dadaku. Bahkan yang membuat aku kelojotan oleh nikmat yang kurasakan, Bu Likha juga mencerucupi biji-biji pelirku. 

Hispan mulutnya di biji-biji pelerku sungguh menerbitkan nikmat tak terkira. Tak kusangka wanita yang dalam keseharian sangat sederhana dan sudah memiliki dua orang cucu ini masih ganas dalam urusan ranjang. Aku mengimbanginya dengan meremasi buah dadanya. Teteknya yang menggantung kuremas-remas dan sesekali kupilin-pilin pentilnya. Terkadang bongkahan pantatnya yang kujadikan sasaran kegemasanku atau mencolok-colokkan jariku ke lubang vaginanya.

Posisi Bu Likha merangkak membelakangiku. Ia terus asyik mengulum dan menghisapi kontolku serta memain-mainkan biji pelirku dengan lidahnya. Sambil menikmati kulumannya kupandangi bongkahan pantat besarnya. Lubang duburnya yang kehitaman terlihat sangat rapat dan banyak ditumbuhi bulu-bulu halus. Kontras dengan lubang memeknya yang menganga mirip lorong sebuah gua. Namun di mataku terlihat sangat merangsang. Sesekali kukobel-kobel memek dan itilnya hingga Bu Likha menggeliat.

Tak tahan hanya menikmati kuluman dan jilatannya, Bu Likha kuminta merubah posisi merangkak di atas tubuhku. Hingga aku bisa ikut mencerucupi lubang memeknya sementara Bu Likha asyik mempermainkan kontolku dalam mulutnya. Bahkan karena gemas, bukan hanya memek dan itilnya yang kucucuk-cucuk dengan lidahku. Tapi lubang duburnya pun ikut tersapu dan terjilat oleh lidahku. Dan ternyata, gerakan yang tidak kusengaja itu malah membuat Bu Likha kelojotan tidak karuan. Ia mendengus-dengus dan mengerang-erang. Erangan kenikmatan tentu saja.

Kata Bu Likha, seumur hidupnya baru kali ini merasakan lubang duburnya dijilat. "Maaann.. kamu apakan..... aaahhkkk..... ssshhhhh oooowwhhhh, enaaakkk baangetss. Ahh.. aahh... terus jilat Man.... ya... yaa..... aakhhh," 

Erangan dan rintihan Bu Likha sangat keras. Aku yakin Pak Rokhim yang tidur di bale-bale di ruang tamu mendengar desahan dan erangan nikmat istrinya. Antara ruang tamu dan kamar hanya dipisahkan oleh dinding yang terbuat dari bilik bambu. Tetapi sepertinya Bu Likha tidak peduli. Ia terus saja merintih dan mengerang seiring jilatan-jilatan lidahku di lubang dubur dan itilnya.

Wajahku belepotan oleh lendir bercampur ludah yang menetes dari rongga memek Bu Likha karena kemaluan wanita itu tepat berada di atas wajahku. Bahkan sesekali ia membenamkan memek tembemnya ke wajahku sambil mendengus-dengus dan meremasi sendiri susunya. Sampai akhirnya Bu Likha memintaku untuk menyudahi acara pemanasan setelah dari lubang nikmatnya mengalir cairan yang terasa asin di mulutku.

Enaknya memek istri Pak Rokhim kembali kurasakan setelah kami memasuki babak persetubuhan. Bu Likha memintaku tetap tiduran telentang. Sementara ia berdiri dengan kedua kaki berada diantara pingglku. Saat ia menurunkan pinggul dan berjongkok, memeknya yang menganga mendekati tonggak daging kontolku yang tergak terpacak. Aku menjadi tidak sabar untuk segera meraskan hangatnya lubang vagina Bu Likha saat kontolku membenam dan melesak masuk ke dalamnya.

Tetapi ia tidak segera melakukannya. Kulihat ia tersenyum dan tangannya meraih penisku untuk digesek-gesekkan ke sekitar bibir memeknya. "Kamau suka memek ibu Man? Kontolmu ternyata gede ya Man. Enak banget ngentot sama kamu,"

"Ii..iiya Bu. Memek ibu juga enak saya sangat suka. Ayo dong Bu masukan...aahh.. ahh," ujarku tak sabar.

Saat ujung penisku menyentuh bibir kemaluan Bu Likha dan akhirnya masuk seluruhnya ke lubang nikmat itu seiring turunnya pantat wanita itu, aku mendesah. Apalagi setelah ia mulai beraksi menggoyang pantatnya maju mundur. Sungguh sedap dan nikmat terasa. 

Bu Likha juga merem melek. Mungkin sama menahan nikmat akibat sogokan kontolku di liang sanggamanya. Ujung penisku terasa menembus menyentuh langit-langit atas lubang vagina wanita itu. Aku menikmatinya sambil menatapi teteknya yang berayun-ayun. Pasti Mbak Lasmi, anak Bu Likha semasa bayi sering menghisap tetek itu. Tetek berputing besar yang terlihat mengeras berwarna cokelat kehitaman.

Namun bagaimanapun, ia wanita berumur 53 tahun usia Bu Likha tidak bisa dibilang muda. Tenaganya menjadi cepat habis. Maka tak lebih dari 5 menit menggoyang tubuh sudah kepayahan. "Kamu di atas ya Man. Ibu sudah capai," ujarnya.

Aku mengangguk dan langsung berganti posisi. Kini Bu Likha benar-benar telah pasrah dalam kenadaliku. Kukobel-ngobel kelentitnya yang membuatnya semakin kelabakan dan ia langsung kutindih. Kuarahkan kontolku ke lubang memeknya dan kutekan. Maka amblaslah batangku di lubang memek tembem itu.

Hunjaman kontolku awalnya perlahan. Namun makin lama semakin cepat dan sengaja kusentak-sentakan. Bu Likha jadi merintih dan mengerang-erang. Rintihan dan eranganya jauh lebih keras. Bahkan kendati terdengar suara batuk suaminya yang menandakan pria itu terbangun, Bu Likha tidak berusaha merendahkan suaranya. Erangan dan rintihannya bahkan diikuti kata-kata kotor. "Ayo entot ibu Man. Ahhhkk ya.. ya... sshhh.. sshhh terus ...aah... terus ya. Kontolmu mantep banget Man.... aaakkkhh..... ssshhh,"

Tak sampai sepuluh menit, tubuh Bu Likha menegang dan bergetar hebat. Sambil memekik dipeluknya erat tubuhku. Dari semburan panas yang kurasakan di sekitar lubang memeknya aku tahu ia kembali mendapat orgasmenya. "Ibu keluar Maa...aakh...aaauuuwww...ssshh...aaaooohhh," 

Melihat kenikmatan yang tengah dirasakan istri Pak Rokhim, kontolku makin kutekan dan kusodok-sodokan dengan cepat di liang vaginanya. Maksudnya agar aku dapat segera memperoleh orgasme seperti yang dirasakannya. Tetapi Bu Likha malah semakin kelojotan dan erangannya semakin keras. Aku jadi takut kalau-kalau suaminya semakin curiga hingga kontolku langsung kucabut.

Sasaranku berikutnya bukan di lubang memeknya. Tetapi kusodorkan dan kugesek-gesekan di sekitar mulutnya. Rupanya Bu Likha tahu aku ingin segera mendapat orgasme seperti yang baru dinikmatinya. Hingga tanpa meskipun batang kontolku belepotan air mani ia langsung mengulum dan menghisapi batang zakarku. Ia menghisap dengan kuat dan sesekali juga menjilati sekitar duburku. Benar-benar nikmat dan membawaku melambung tinggi. 

Saat maniku hendak memancar, aku bukannya mencabut tetapi malah menjejalkan batang kontolku ke mulutnya. Hingga saat menyembur, air mani yang keluar tumpah di rongga mulut Bu Likha. Malah sebagian ada yang memancar di seputar wajah dan kelopak matanya. Tetapi Bu Likha tidak marah ia malah tersenyum dan memelukku saat tubuhku menggelosoh terkapar di sisinya.

Kamis, 24 Januari 2013

Spg Sexy Basah Basahan Di Atas Motor Harley

Wanita sexy selalu digunakan sebagai komoditi untuk berbagai macam keperluan bisnis khususnya sebagai pemanis. Perempuan yang dimaksud adalah SPG (Sales Promotion Girl). Alasan perusahaan menggunakan wanita sexy adalah sebagai daya tarik agar produk yang dipasarkannya mendapat perhatian oleh kalangan laki-laki, terlebih lagi apabila produk yang hendak dipasarkan identik dengan dunia laki-laki.

Penggunaan Spg Sexy hampir dilakukan oleh setiap negara, bahkan negara yang terkenal cukup ketat dalam melaksanakan aturan agama-pun seperti Malaysia masih banyak menggunakan para SPG dengan busana sexy yang superminim dan menantang.



Seorang sahabat mengirimkan kepada kami gambar-gambar yang dia ambil dalam sebuah event pameran sepeda motor beberapa tahun lalu di Merbok, Kuala Lumpur, Malaysia dimana dalam event tersebut ditampilkan beberapa SPG dengan pakaian menantang dan aksi ayng amat menggoda.

Tema yang digunakan oleh sebuah produsen moge (motor gede) dalam memamerkan produknya adalah "gadis-gadis cantik sedang mencuci motor".Bayangkan saja, para gadis dengan pakaian sexy bahan kain tipis, basah kuyup oleh air sehingga membuat tubuh-tubuh mereka akan semakin kelihatan menerawang dan menggoda. Karuan saja mereka lantas dikerubungi oleh para lelaki yang sangat bersemangat memotret mereka dengan kamera dan kamera ponselnya termasuk sahabat kami ini.