Namaku Dani, aku seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta yang cukup terkenal kotaku. Aku memang tidak memiliki tampang yang cukup tampan atau badan yang atletis. Tetapi aku cukup lumayan untuk seorang cowok tidak terlalu jelek dan termasuk biasa-biasa saja dalam hal penampilan. Tetapi yang sangat menarik dari diriku adalah kekayaan yang orangtuaku miliki. Setiap hari aku selalu berpergian dengan mengendarai Audi Razor yang sangat gaul karena modifikasi yang aku lakukan. Belum lagi sifatku yang royal terhadap setiap cewek cantik dan sexy, semakin membuatku dikejar cewek terutama para cewek matre.
Di kampusku terdapat berbagai macam ekstra kurikuler yang menarik, tetapi yang paling menarik untuk para cewek centil di kampus adalah ekstra kurikuler Badan Eksekutif Mahasiswa atau biasa disebut BEM, karena untuk masuk kedalam BEM tersebut diharuskan melewati seleksi yang cukup ketat. Selain itu cewek yang dapat masuk kedalam BEM biasa adalah cewek-cewek yang memiliki tubuh seksi, tampang yang cantik, pintar dalam segala hal dan memiliki penampilan menarik, atau kalo aku bilang lebih disebut sexy, karena para anggotanya selalu mengenakan baju yang membuat para cowok tidak bisa memalingkan pandengannya.
Para cewek anggota BEM biasanya selalu cewek yang sangat centil dan matre. Karena itu sangatlah mudah bagiku untuk mengajak mereka jalan dan “bermain” dengan mereka atau hanya sekedar memegang-megang mereka. Memang predikat “perek” cukup melekat dalam setiap anggota cheerleader, walaupun tidak semua cewek tersebut gampangan, dan ada juga yang memang hanya cewek baik-baik dan mengikutinya karena organisasi walaupun jumlahnya paling hanya 5 sampai 6 orang.
Seperti biasanya pada tahun ini cukup banyak cewek semester 1 yang mau mencoba mengikuti ekstra kurikuler ini. Dan memang pada tahun ini cewek yang mengikutinya terlihat seksi-seksi dan tampang yang cantik. Seluruh anggota baru ini memiliki payudara dan pantat yang besar. Belum lagi mereka memang selalu ke kampus dengan mengenakan baju ketat dan tipis dan mengenakan BH yang selalu berwarna mencolok seperti hitam, hijau, biru, kuning atau warna mencolok lainya yang membuat payudara mereka terlihat dengan jelasnya oleg setiap mata. Mereka juga selalu mengenakan rok yang pendeknya sekitar satu telapak tangan di atas lutut dan sangat ketat sehingga menunjukkan pantat mereka yang besar. Oya, sebagai pengetahuan saja bahwa dikampusku walaupun kampus ternama tapi soal penampilan para mahasiswanya lebih bebas dan terbuka apalagi para cewek. Karena para dosen pun juga suka memperhatikan penampilan-penampilan sexy mahasiswanya.
Melihat para perawan baru yang tersedia aku menjadi ingin mencoba kenikmatan tubuh mereka. Ada 15 anggota baru yang masuk dari mahasiswa baru angkatan ini. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah Nia dan Heni. Karena mereka memiliki payudara yang besar dan pantat yang besar pula, belum lagi wajahnya yang cukup manis. Tika adalah seorang cewek keturunan Arab dengan ukuran payudara 34B dan pantat yang padat. Cewek ini adalah cewek yang paling merangsang di antara para anggota baik yang baru maupun yang lama. Heni adalah seorang cewek dengan payudara yang tidak terlalu besar dan itu pula dengan pantatnya bila dibanding Nia. Ukuran payudaranya hanya 32B, tetapi bodinya seksi dan yang paling menarik adalah wajahnya yang manis dan cantik. Ia adalah cewek keturunan Jawa.
Aku sangat berhasrat untuk menikmati tubuh keduanya, tetapi aku belum akrab dengan mereka. Sehingga aku meminta bantuan salah satu anggota senior BEM di angkatanku yang bernama Intan yang sebelumnya sudah sering aku nikmati tubuhnya, bahkan aku secara teratur berhubungan dengannya karena memang kami berdua memilki nafsu yang sangat besar walaupun diluar itu kami juga sering melakukanya dengan pacar kami masing-masing.
Tanpa pikir panjang aku mengutarakanya ke intan dan tentu saja intan menyanggupinya, bahkan di luar dugaan intan menantang aku untuk melakukannya sekaligus dengan mereka bertiga. Tentu saja aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini karena ini memang sensani yang belum pernah aku lakukan hanya sering aku bayangkan. Entah dengan bujuk rayu apa yang dikatakan intan kepada heni dan nia sehingga mereka berdua mau malakukan itu. Intan menyuruh aku datang ke villanya di kawasan sarangan yang memang sudah sering kugunakan untuk menikmati tubuh intan, pada malam minggu itu juga tetapi dengan syarat aku tidak boleh membahas kesepakatan ini dengan nia dan heni sebelum hari itu dan aku juga tidak boleh mengatakannya kepada siapapun.
Akhirnya sampai juga hari yang sangat kunantikan. Sekitar jam 14:00 aku segera berangkat setelah selesai kegiatan harianku, karena jaraknya cukup jauh aku sampai di villa itu jam 05:00 sore. Sampai di sana, aku disambut oleh intan yang pada hari itu memang sengaja datang lebih dulu dengan nia dan heni. Mereka berangkat terlebih dahulu untuk mempersiapkan semuanya dan sekalian jalan-jalan di sekitar villa karena memang villa intan terletak di kawasan wisata dengan menggunakan mobil intan.
Di sana aku langsung masuk ke kamar yang terletak di lantai atas, di sana sudah terlihat nia dan heni. Pada saat itu mereka mengenakan pakaian yang cukup membuat kontol ngaceng, karena pakaian mereka yang ketat dan tipis, nia mengenakan BH berwarna biru langit, sedangkan heni dengan warna kuning dan intan sendiri mengenakan BH berwarna merah cerah. Penampilan mereka semakin meningkatkan gairahku yang sudah lama kupendam terhadap mereka. Tanpa basa-basi mereka langsung mendorongku ke ranjang yang masih rapi dengan sprei putih. nia dan heni langsung mendekatiku, sementara intan mengambil handycam dan meminta ijinku untuk merekam adegan yang akan berlangsung, dan mengatakan hanya sebagai kenang-kenangan untuk dirinya tanpa ada maksud menyebarkannya. Aku mengiyakannya saja karena sudah sibuk dengan nia dan heni.
Pada saat itu nia menciumiku dengan ganasnya dan heni mulai menyupang leherku. Tanganku segera beraksi, aku menggerayangi seluruh tubuh mereka berdua, terasa olehku kulit mereka yang halus di paha mereka. Pelan-pelan aku mulai membuka kemeja nia dan mulai meremas kedua payudaranya di balik BH birunya. Terasa olehku payudaranya yang halus dan empuk, lalu aku mulai memuntir putingnya. Setelah itu aku juga membuka kemeja heni dan meremas payudaranya seperti halnya pada nia. Aku juga mulai menjilat payudara mereka secara bergantian dan menghisapnya tanpa membuka BH mereka.
“Ahhh… ahhh…” mereka berdua mulai mendesah saat puting mereka kuhisap.
“Isep terus Dan toked gue!” kata nia.
heni pun memohon hal yang sama kepadaku, dan aku semakin bersemangat menghisap puting mereka.
nia mulai membuka kemeja yang aku kenakan dan heni membuka celana dan CD-ku sehingga aku benar-benar telanjang. nia dan heni menjilat dadaku dan pelan-pelan mulai turun ke perut sampai akhirnya nia mulai menyedot batang kemaluanku sedangkan heni mulai mengulum kedua biji zakarku, terkadang Nia menggigitnya dari samping secara pelan-pelan.
“Ahhh,” aku mulai mendesah karena kenikmatan yang tiada tara.
Aku menyuruh mereka berdua berhenti. Aku segera meraih tangan nia dan membuatnya telentang di atas ranjang. Kubuka BH-nya dan mulai kulahap kedua putingnya, aku juga mulai membuka roknya dan celana dalamnya, tampak olehku vaginanya yang kemerahan dengan bulu-bulu halus di sekitarnya. Aku buat kakinya mengangkang sehingga terllihat lebih jelas, aku pun langsung menjilati liang kemaluannya dengan ganasnya.
“Ahhh… ahhh…” tubuh nia gemetar dan ia menjepit kepalaku di antara kedua pahanya dan… “Ahhh, ahhh…” keluarlah cairan dari liang kemaluannya dan ia mengalami orgasmenya yang pertama.
Aku kembali mencium bibirnya dengan ganas dan melahap kedua putingnya, sambil aku gesek-gesekkan batang kemaluanku di atas liang kemaluannya, “Ahhh, Ahhh…” nia mulai kembali menegang.
“Dan Ayo masukin batang kemaluan loe, gue udah nggak tahan,” aku mulai mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan memasukkannya pelan-pelan, aku keluar-masukkan sedikit demi sedikit sampai akhirnya, “Blessss,” dan “Ackhhh… Akchhhh…” nia berteriak keras sekali karena kesakitan.
Kudiamkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluannya sebentar dan mulai aku goyangkan pelan-pelan.
Lama-lama nia mulai tampak nikmat sambil terus mendesah, “Ahhh… Ahhh…”
Aku pun berganti gaya dengan nia di atas, tanpa disuruh nia mulai memompa naik-turun batang kemaluanku dengan semangat, aku pun menggerakkan pantatku naik-turun sehingga terdangar bunyi “Cleb.. cleb…” yang cukup keras pada saat batang kemaluanku masuk ke liang kemaluannya dengan full-nya.
“Ahhh, ahh, ahhh…” nia mendesah-desah sambil tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
Sekitar 7 menit kemudian nia kembali meminta posisi kembali di bawah. Aku menyetubuhinya dengan sangat bernafsu, dan sektar 6 menit kemudian, “Ahhhhh, ahhhh… gue mau keluar Dan…”
“Tahan sedikit! gue juga…” kataku.
Kupercepat gerakanku dan akhirnya,
“Akhhh… ahhh…”
nia keluar duluan, dan tidak lama kemudian aku semakin mempercepat gerakanku, aku bertanya,
“Ni, mau di luar apa di dalem?”
“Di dalem aja,” jawabnya.
Dan, “Crott… crott…” aku ejakulasi di dalam liang kemaluannya.
Aku berpelukkan sesaat dengan nia dan melap keringat di sekujur tubuhnya dengan tanganku, nia tampak sangat kelelahan. Tapi tiba-tiba heni membuatku telentang di atas ranjang, dengan ganasnya ia mulai membersihkan sisa sperma yang ada di ujung batang kemaluanku, dan terus menghisapnya dengan ganasnya. Tak lama kemudian batang kemaluanku kembali bangun dan siap tempur, staminaku tiba-tiba kembali pulih dan nafsuku kembali menggebu. Aku segera meremas pantat heni dan menelanjangi dia, sekitar 7 menit aku habiskan untuk merangsang dia, dengan cara menghisap payudaranya dan meremas-remasnya, aku juga menjilat klitorisnya. Terlihat dari wajahnya dia sangat menikmatinya dan sesekali mendesah karena foreplay yang kulakukan.
“Masukkin kontol loe dong Dan! masa cuman bigini aja, gue udah nggak tahan…”
Aku menyuruhnya berpegangan ke pinggir tempat tidur dengan posisi seperti mau merangkak. Aku mau melakukan doggy style. Dia melakukannya dengan cepat, dan terlihat dua bongkah pantat yang mulus.
Aku melap keringat yang ada di kedua pantat tersebut dan meremas-remasnya. Aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya, dan aku masukkan sedikit, aku pegang dengan kuat kedua pahanya, dan secara tiba-tiba “Bless…” aku memasukkannya secara mendadak dan langsung seluruhnya, “Akhhh… akhhh…” heni berteriak dengan sangat keras karena selaput daranya robek mendadak. Ia meronta-ronta tetapi batang kemaluanku tetap di dalam liang kemaluannya, karena pahanya telah aku tahan dengan kuat. Tidak lama kemudian heni mulai tenang, dan aku mulai menggerakkan batang kemaluanku maju-mundur secara pelan-pelan. Tak beberapa lama kemudian tampak heni mulai menikmatinya, aku pun semakin mempercepat gerakanku.
“Ahhh, ahhh, ahhh…” heni mulai mendesah nikmat, tampak olehku dari kaca besar di dinding bahwa wajahnya mulai menikmati batang kemaluanku.
Aku juga melihat adegan yang sering kulihat di film-film porno dari kaca besar tersebut.
Semakin lama aku semakin mempercepat gerakkan maju-mundurku, dan heni pun mulai merespon dengan menggerakkan pantatnya maju-mundur berlawanan arah dengan apa yang aku lakukan, sehingga batang kemaluanku keluar-masuk dengan cepat dan sangat keras, “Blesss, blesss…” aku dan heni sangat menikmatinya. Setelah melakukan doggy style selama kurang lebih sepuluh menit, aku mengganti gaya. heni tiduran menghadap ke samping sementara aku berlutut dan meletakkan paha kiri heni di atas pahaku sehingga Heni dapat melihat keluar-masuknya batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya.
“Ahhh, ahh, ahhh,” Heni terus mendesah selama aku setubuhi.
Tidak lama kemudian, “Ahhh,” Heni mengalami orgasmenya yang pertama, “Ahhh,” ia terus mendesah, terasa cairan hangat mengalir dari liang kemaluannya sehingga memperlicin gerakan batang kemaluanku. Aku terus menyetubuhinya.
Heni meminta untuk berganti gaya dengan gaya konvensional, yakni dengan ia berada di bawah. Aku menurutinya dan terus menyetubuhinya. Sekitar 4 menit kemudian,
“Ahhhh, ahhhh… Dan gue udah mau keluar lagi…”
“Tahan sebentar! gue juga,” kataku.
Kupercepat gerakanku dan, “Ahh, ahhh…” aku ejakulasi di dalam liang kemaluan Heni, dan Heni pun mengalami orgasmenya secara bersamaan.
“Ahhh, ahhh…” Heni mendesah panjang, dan aku pun mengeluarkan batang kemaluanku.
Tapi Intan yang sejak tadi diam langsung menghisap batang kemaluanku dan membuka bajunya. Setelah agak lama aku kembali “on”, aku kembali bernafsu dan menelanjangi Intan dengan ganasnya. Kuhisap payudaranya dengan ganas dan kugigit lehernya sampai tampak merah-merah. Tanpa membuang waktu aku langsung memasukkan batang kemaluanku dan mulai menyetubuhinya dengan kedua pahanya di atas kedua pundakku.
“Ahhh, ahhh,” Intan terus mendesah dan terasa olehku liang kemaluannya sudah basah, mungkin ia dari tadi sudah terangsang.
Rupanya kamera yang tadi ia pegang telah diambil alih oleh Nia untuk merekam semua kegiatan kami berdua.
Setelah 6 menit menyetubuhi Intan, aku mengganti gaya, kusuruh Intan berpegangan di kusen pintu dan melingkarkan kedua kakinya di pingggangku. Aku kembali memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya dan mulai menyetubuhinya kembali.
“Ahhh, ahhh,” Intan terus mendesah, sementara itu aku menopang punggungnya dengan kedua tanganku dan menghisap kedua paayudaranya selama menyetubuhinya.
“Ahhh, ahhh,” Intan terus mendesah, dan setelah menyetubuhinya selama 15 menit, “Dan, gue mau keluar,” dan… “Ahhh, ahhh,” Intan mendesah panjang dan mengeluarkan cairan kewanitaannya dari dalam liang kemaluannya.
Ia tidak sanggup meneruskan gaya tersebut, ia memilih melakukan doggy style.
Setelah 5 menit melakukannya, ia kembali mengalami orgasme yang kedua, sementara aku terus menggenjotnya. Tidak lama kemudian aku juga mau keluar,
“tan, mao dimana?” tanyaku.
“Di mulut gue saja!”
Ia langsung menghisap batang kemaluanku sambil mengurut-ngurut batang kemaluanku dengan jarinya dan “Ahhh…” aku keluarkan semua spermaku di mulutnya dan ia menelan seluruhnya. Ia terus menghisap batang kemaluanku hingga bersih dari sisa sperma.
Kami semua kelelahan dan tertidur sebentar. Saat bangun, aku kembali bernafsu karena melihat 3 tubuh seksi tergeletak. Aku mulai kembali merangsang mereka dan mereka juga mulai merangsang diriku. Tubuh mereka kembali menegang dan aku pun mulai tambah bernafsu. Mereka bertiga berposisi seperti akan malakukan doggy style. Intan berada paling depan, Heni di belakangnya, dan Nia berada di belakang heni, sedangkan aku berada paling belakang dan mulai menyetubuhi Nia dari belakang, sedangkan Nia menjilat liang kemaluan Heni, dan Heni menjilat liang kemaluan Intan, sehingga semua dapat menikmati kenikmatan duniawi.
“Ahhh, ahhhh,” terdangar mereka bertiga mendesah dan suara batang kemaluanku ketika memesuki liang kemaluan Nia yang basah.
Sekitar 10 menit kemudian Intan mengalami orgasme disusul dengan Heni. Tinggallah aku dan Nia meneruskan permainan kami.
Tapi tak lama kemudian, “Ahhh, ahhh,” Nia pun mengalami orgasme, ia merasa kesakitan pada liang kemaluannya.
Tapi karena aku belum mengalami ejakulasi, Heni berinisiatif dengan menggosokkan kedua payudaranya dengan baby oil sehingga tampak mengkilat batang kemaluanku dijepit di tengah kedua payudaranya dan aku bergerak maju-mundur dengan cepatnya.
Sekitar 5 menit aku mau mengeluarkan spermaku dan, “Crott… crottt…” spermaku keluar di wajah Heni tapi Intan segera memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya dan menelan seluruh spermaku walau agak terlambat karena sudah ada yang mengenai wajah dan rambut Heni.
Malam itu kami menginap di villa, pada pagi harinya kami melakukannya lagi sampai 6 kali. Sungguh pengalaman ini sangat mengesankan dan terkadang sampai sekarang kami masih sering meneruskannya, walaupun berganti orang.
Para cewek anggota BEM biasanya selalu cewek yang sangat centil dan matre. Karena itu sangatlah mudah bagiku untuk mengajak mereka jalan dan “bermain” dengan mereka atau hanya sekedar memegang-megang mereka. Memang predikat “perek” cukup melekat dalam setiap anggota cheerleader, walaupun tidak semua cewek tersebut gampangan, dan ada juga yang memang hanya cewek baik-baik dan mengikutinya karena organisasi walaupun jumlahnya paling hanya 5 sampai 6 orang.
Seperti biasanya pada tahun ini cukup banyak cewek semester 1 yang mau mencoba mengikuti ekstra kurikuler ini. Dan memang pada tahun ini cewek yang mengikutinya terlihat seksi-seksi dan tampang yang cantik. Seluruh anggota baru ini memiliki payudara dan pantat yang besar. Belum lagi mereka memang selalu ke kampus dengan mengenakan baju ketat dan tipis dan mengenakan BH yang selalu berwarna mencolok seperti hitam, hijau, biru, kuning atau warna mencolok lainya yang membuat payudara mereka terlihat dengan jelasnya oleg setiap mata. Mereka juga selalu mengenakan rok yang pendeknya sekitar satu telapak tangan di atas lutut dan sangat ketat sehingga menunjukkan pantat mereka yang besar. Oya, sebagai pengetahuan saja bahwa dikampusku walaupun kampus ternama tapi soal penampilan para mahasiswanya lebih bebas dan terbuka apalagi para cewek. Karena para dosen pun juga suka memperhatikan penampilan-penampilan sexy mahasiswanya.
Melihat para perawan baru yang tersedia aku menjadi ingin mencoba kenikmatan tubuh mereka. Ada 15 anggota baru yang masuk dari mahasiswa baru angkatan ini. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah Nia dan Heni. Karena mereka memiliki payudara yang besar dan pantat yang besar pula, belum lagi wajahnya yang cukup manis. Tika adalah seorang cewek keturunan Arab dengan ukuran payudara 34B dan pantat yang padat. Cewek ini adalah cewek yang paling merangsang di antara para anggota baik yang baru maupun yang lama. Heni adalah seorang cewek dengan payudara yang tidak terlalu besar dan itu pula dengan pantatnya bila dibanding Nia. Ukuran payudaranya hanya 32B, tetapi bodinya seksi dan yang paling menarik adalah wajahnya yang manis dan cantik. Ia adalah cewek keturunan Jawa.
Aku sangat berhasrat untuk menikmati tubuh keduanya, tetapi aku belum akrab dengan mereka. Sehingga aku meminta bantuan salah satu anggota senior BEM di angkatanku yang bernama Intan yang sebelumnya sudah sering aku nikmati tubuhnya, bahkan aku secara teratur berhubungan dengannya karena memang kami berdua memilki nafsu yang sangat besar walaupun diluar itu kami juga sering melakukanya dengan pacar kami masing-masing.
Tanpa pikir panjang aku mengutarakanya ke intan dan tentu saja intan menyanggupinya, bahkan di luar dugaan intan menantang aku untuk melakukannya sekaligus dengan mereka bertiga. Tentu saja aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini karena ini memang sensani yang belum pernah aku lakukan hanya sering aku bayangkan. Entah dengan bujuk rayu apa yang dikatakan intan kepada heni dan nia sehingga mereka berdua mau malakukan itu. Intan menyuruh aku datang ke villanya di kawasan sarangan yang memang sudah sering kugunakan untuk menikmati tubuh intan, pada malam minggu itu juga tetapi dengan syarat aku tidak boleh membahas kesepakatan ini dengan nia dan heni sebelum hari itu dan aku juga tidak boleh mengatakannya kepada siapapun.
Akhirnya sampai juga hari yang sangat kunantikan. Sekitar jam 14:00 aku segera berangkat setelah selesai kegiatan harianku, karena jaraknya cukup jauh aku sampai di villa itu jam 05:00 sore. Sampai di sana, aku disambut oleh intan yang pada hari itu memang sengaja datang lebih dulu dengan nia dan heni. Mereka berangkat terlebih dahulu untuk mempersiapkan semuanya dan sekalian jalan-jalan di sekitar villa karena memang villa intan terletak di kawasan wisata dengan menggunakan mobil intan.
Di sana aku langsung masuk ke kamar yang terletak di lantai atas, di sana sudah terlihat nia dan heni. Pada saat itu mereka mengenakan pakaian yang cukup membuat kontol ngaceng, karena pakaian mereka yang ketat dan tipis, nia mengenakan BH berwarna biru langit, sedangkan heni dengan warna kuning dan intan sendiri mengenakan BH berwarna merah cerah. Penampilan mereka semakin meningkatkan gairahku yang sudah lama kupendam terhadap mereka. Tanpa basa-basi mereka langsung mendorongku ke ranjang yang masih rapi dengan sprei putih. nia dan heni langsung mendekatiku, sementara intan mengambil handycam dan meminta ijinku untuk merekam adegan yang akan berlangsung, dan mengatakan hanya sebagai kenang-kenangan untuk dirinya tanpa ada maksud menyebarkannya. Aku mengiyakannya saja karena sudah sibuk dengan nia dan heni.
Pada saat itu nia menciumiku dengan ganasnya dan heni mulai menyupang leherku. Tanganku segera beraksi, aku menggerayangi seluruh tubuh mereka berdua, terasa olehku kulit mereka yang halus di paha mereka. Pelan-pelan aku mulai membuka kemeja nia dan mulai meremas kedua payudaranya di balik BH birunya. Terasa olehku payudaranya yang halus dan empuk, lalu aku mulai memuntir putingnya. Setelah itu aku juga membuka kemeja heni dan meremas payudaranya seperti halnya pada nia. Aku juga mulai menjilat payudara mereka secara bergantian dan menghisapnya tanpa membuka BH mereka.
“Ahhh… ahhh…” mereka berdua mulai mendesah saat puting mereka kuhisap.
“Isep terus Dan toked gue!” kata nia.
heni pun memohon hal yang sama kepadaku, dan aku semakin bersemangat menghisap puting mereka.
nia mulai membuka kemeja yang aku kenakan dan heni membuka celana dan CD-ku sehingga aku benar-benar telanjang. nia dan heni menjilat dadaku dan pelan-pelan mulai turun ke perut sampai akhirnya nia mulai menyedot batang kemaluanku sedangkan heni mulai mengulum kedua biji zakarku, terkadang Nia menggigitnya dari samping secara pelan-pelan.
“Ahhh,” aku mulai mendesah karena kenikmatan yang tiada tara.
Aku menyuruh mereka berdua berhenti. Aku segera meraih tangan nia dan membuatnya telentang di atas ranjang. Kubuka BH-nya dan mulai kulahap kedua putingnya, aku juga mulai membuka roknya dan celana dalamnya, tampak olehku vaginanya yang kemerahan dengan bulu-bulu halus di sekitarnya. Aku buat kakinya mengangkang sehingga terllihat lebih jelas, aku pun langsung menjilati liang kemaluannya dengan ganasnya.
“Ahhh… ahhh…” tubuh nia gemetar dan ia menjepit kepalaku di antara kedua pahanya dan… “Ahhh, ahhh…” keluarlah cairan dari liang kemaluannya dan ia mengalami orgasmenya yang pertama.
Aku kembali mencium bibirnya dengan ganas dan melahap kedua putingnya, sambil aku gesek-gesekkan batang kemaluanku di atas liang kemaluannya, “Ahhh, Ahhh…” nia mulai kembali menegang.
“Dan Ayo masukin batang kemaluan loe, gue udah nggak tahan,” aku mulai mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan memasukkannya pelan-pelan, aku keluar-masukkan sedikit demi sedikit sampai akhirnya, “Blessss,” dan “Ackhhh… Akchhhh…” nia berteriak keras sekali karena kesakitan.
Kudiamkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluannya sebentar dan mulai aku goyangkan pelan-pelan.
Lama-lama nia mulai tampak nikmat sambil terus mendesah, “Ahhh… Ahhh…”
Aku pun berganti gaya dengan nia di atas, tanpa disuruh nia mulai memompa naik-turun batang kemaluanku dengan semangat, aku pun menggerakkan pantatku naik-turun sehingga terdangar bunyi “Cleb.. cleb…” yang cukup keras pada saat batang kemaluanku masuk ke liang kemaluannya dengan full-nya.
“Ahhh, ahh, ahhh…” nia mendesah-desah sambil tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
Sekitar 7 menit kemudian nia kembali meminta posisi kembali di bawah. Aku menyetubuhinya dengan sangat bernafsu, dan sektar 6 menit kemudian, “Ahhhhh, ahhhh… gue mau keluar Dan…”
“Tahan sedikit! gue juga…” kataku.
Kupercepat gerakanku dan akhirnya,
“Akhhh… ahhh…”
nia keluar duluan, dan tidak lama kemudian aku semakin mempercepat gerakanku, aku bertanya,
“Ni, mau di luar apa di dalem?”
“Di dalem aja,” jawabnya.
Dan, “Crott… crott…” aku ejakulasi di dalam liang kemaluannya.
Aku berpelukkan sesaat dengan nia dan melap keringat di sekujur tubuhnya dengan tanganku, nia tampak sangat kelelahan. Tapi tiba-tiba heni membuatku telentang di atas ranjang, dengan ganasnya ia mulai membersihkan sisa sperma yang ada di ujung batang kemaluanku, dan terus menghisapnya dengan ganasnya. Tak lama kemudian batang kemaluanku kembali bangun dan siap tempur, staminaku tiba-tiba kembali pulih dan nafsuku kembali menggebu. Aku segera meremas pantat heni dan menelanjangi dia, sekitar 7 menit aku habiskan untuk merangsang dia, dengan cara menghisap payudaranya dan meremas-remasnya, aku juga menjilat klitorisnya. Terlihat dari wajahnya dia sangat menikmatinya dan sesekali mendesah karena foreplay yang kulakukan.
“Masukkin kontol loe dong Dan! masa cuman bigini aja, gue udah nggak tahan…”
Aku menyuruhnya berpegangan ke pinggir tempat tidur dengan posisi seperti mau merangkak. Aku mau melakukan doggy style. Dia melakukannya dengan cepat, dan terlihat dua bongkah pantat yang mulus.
Aku melap keringat yang ada di kedua pantat tersebut dan meremas-remasnya. Aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya, dan aku masukkan sedikit, aku pegang dengan kuat kedua pahanya, dan secara tiba-tiba “Bless…” aku memasukkannya secara mendadak dan langsung seluruhnya, “Akhhh… akhhh…” heni berteriak dengan sangat keras karena selaput daranya robek mendadak. Ia meronta-ronta tetapi batang kemaluanku tetap di dalam liang kemaluannya, karena pahanya telah aku tahan dengan kuat. Tidak lama kemudian heni mulai tenang, dan aku mulai menggerakkan batang kemaluanku maju-mundur secara pelan-pelan. Tak beberapa lama kemudian tampak heni mulai menikmatinya, aku pun semakin mempercepat gerakanku.
“Ahhh, ahhh, ahhh…” heni mulai mendesah nikmat, tampak olehku dari kaca besar di dinding bahwa wajahnya mulai menikmati batang kemaluanku.
Aku juga melihat adegan yang sering kulihat di film-film porno dari kaca besar tersebut.
Semakin lama aku semakin mempercepat gerakkan maju-mundurku, dan heni pun mulai merespon dengan menggerakkan pantatnya maju-mundur berlawanan arah dengan apa yang aku lakukan, sehingga batang kemaluanku keluar-masuk dengan cepat dan sangat keras, “Blesss, blesss…” aku dan heni sangat menikmatinya. Setelah melakukan doggy style selama kurang lebih sepuluh menit, aku mengganti gaya. heni tiduran menghadap ke samping sementara aku berlutut dan meletakkan paha kiri heni di atas pahaku sehingga Heni dapat melihat keluar-masuknya batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya.
“Ahhh, ahh, ahhh,” Heni terus mendesah selama aku setubuhi.
Tidak lama kemudian, “Ahhh,” Heni mengalami orgasmenya yang pertama, “Ahhh,” ia terus mendesah, terasa cairan hangat mengalir dari liang kemaluannya sehingga memperlicin gerakan batang kemaluanku. Aku terus menyetubuhinya.
Heni meminta untuk berganti gaya dengan gaya konvensional, yakni dengan ia berada di bawah. Aku menurutinya dan terus menyetubuhinya. Sekitar 4 menit kemudian,
“Ahhhh, ahhhh… Dan gue udah mau keluar lagi…”
“Tahan sebentar! gue juga,” kataku.
Kupercepat gerakanku dan, “Ahh, ahhh…” aku ejakulasi di dalam liang kemaluan Heni, dan Heni pun mengalami orgasmenya secara bersamaan.
“Ahhh, ahhh…” Heni mendesah panjang, dan aku pun mengeluarkan batang kemaluanku.
Tapi Intan yang sejak tadi diam langsung menghisap batang kemaluanku dan membuka bajunya. Setelah agak lama aku kembali “on”, aku kembali bernafsu dan menelanjangi Intan dengan ganasnya. Kuhisap payudaranya dengan ganas dan kugigit lehernya sampai tampak merah-merah. Tanpa membuang waktu aku langsung memasukkan batang kemaluanku dan mulai menyetubuhinya dengan kedua pahanya di atas kedua pundakku.
“Ahhh, ahhh,” Intan terus mendesah dan terasa olehku liang kemaluannya sudah basah, mungkin ia dari tadi sudah terangsang.
Rupanya kamera yang tadi ia pegang telah diambil alih oleh Nia untuk merekam semua kegiatan kami berdua.
Setelah 6 menit menyetubuhi Intan, aku mengganti gaya, kusuruh Intan berpegangan di kusen pintu dan melingkarkan kedua kakinya di pingggangku. Aku kembali memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kemaluannya dan mulai menyetubuhinya kembali.
“Ahhh, ahhh,” Intan terus mendesah, sementara itu aku menopang punggungnya dengan kedua tanganku dan menghisap kedua paayudaranya selama menyetubuhinya.
“Ahhh, ahhh,” Intan terus mendesah, dan setelah menyetubuhinya selama 15 menit, “Dan, gue mau keluar,” dan… “Ahhh, ahhh,” Intan mendesah panjang dan mengeluarkan cairan kewanitaannya dari dalam liang kemaluannya.
Ia tidak sanggup meneruskan gaya tersebut, ia memilih melakukan doggy style.
Setelah 5 menit melakukannya, ia kembali mengalami orgasme yang kedua, sementara aku terus menggenjotnya. Tidak lama kemudian aku juga mau keluar,
“tan, mao dimana?” tanyaku.
“Di mulut gue saja!”
Ia langsung menghisap batang kemaluanku sambil mengurut-ngurut batang kemaluanku dengan jarinya dan “Ahhh…” aku keluarkan semua spermaku di mulutnya dan ia menelan seluruhnya. Ia terus menghisap batang kemaluanku hingga bersih dari sisa sperma.
Kami semua kelelahan dan tertidur sebentar. Saat bangun, aku kembali bernafsu karena melihat 3 tubuh seksi tergeletak. Aku mulai kembali merangsang mereka dan mereka juga mulai merangsang diriku. Tubuh mereka kembali menegang dan aku pun mulai tambah bernafsu. Mereka bertiga berposisi seperti akan malakukan doggy style. Intan berada paling depan, Heni di belakangnya, dan Nia berada di belakang heni, sedangkan aku berada paling belakang dan mulai menyetubuhi Nia dari belakang, sedangkan Nia menjilat liang kemaluan Heni, dan Heni menjilat liang kemaluan Intan, sehingga semua dapat menikmati kenikmatan duniawi.
“Ahhh, ahhhh,” terdangar mereka bertiga mendesah dan suara batang kemaluanku ketika memesuki liang kemaluan Nia yang basah.
Sekitar 10 menit kemudian Intan mengalami orgasme disusul dengan Heni. Tinggallah aku dan Nia meneruskan permainan kami.
Tapi tak lama kemudian, “Ahhh, ahhh,” Nia pun mengalami orgasme, ia merasa kesakitan pada liang kemaluannya.
Tapi karena aku belum mengalami ejakulasi, Heni berinisiatif dengan menggosokkan kedua payudaranya dengan baby oil sehingga tampak mengkilat batang kemaluanku dijepit di tengah kedua payudaranya dan aku bergerak maju-mundur dengan cepatnya.
Sekitar 5 menit aku mau mengeluarkan spermaku dan, “Crott… crottt…” spermaku keluar di wajah Heni tapi Intan segera memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya dan menelan seluruh spermaku walau agak terlambat karena sudah ada yang mengenai wajah dan rambut Heni.
Malam itu kami menginap di villa, pada pagi harinya kami melakukannya lagi sampai 6 kali. Sungguh pengalaman ini sangat mengesankan dan terkadang sampai sekarang kami masih sering meneruskannya, walaupun berganti orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar